SEMARANG, KRJOGJA.com - Komandan Kodim 0733 BS Semarang Kolonel Inf Zainul Bahar melalui Perwira Seksi (Pasi) Teritorial Kapten Inf Suradi, dalam kegiatan Komunikasi Sosial yang meibatkan unsur masyarakat Kota Semarang, Rabu (22/3/2017) di Aula Sudirman Makodim 0733 BS Semarang menandaskan bahwa masyarakat perlu memahami perang modern yang dikenal dengan proxy war.
"Proxy war adalah pola peperangan modern dengan tidak menggunakan kekuatan senjata, melainkan menggunakan pihak ketiga untuk menghancurkan dari dalam secara terselubung. Indikasi awal yang terjadi bisa dengan cara menyebar informasi atau propaganda dengan tujuan menanamkan rasa tidak percaya, saling curiga dan berujung pada tindakan perlawanan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan maupun pertahanan secara global. Oleh karena itu masyarakat harus memahami dan mewaspadainya agar kita semua yang bisa menjadi obyek proxy war bisa menghindarinya," ungkap Kolonel Inf Zainul Bahar melalui Kapten Inf Suradi.
Menyikapi situasi dan kondisi bangsa yang terjadi pada sekarang ini, dimana banyak bermunculan berita HOAX atau menyesatkan, sangat mungkin bangsa ini sedang menghadapi Proxy War yang sedang digencarkan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan memorak-porandakan NKRI. Diungkapkan oleh Kapten Inf Suradi, masyarakat mulai resah dengan adanya berita-berita bohong yang banyak masuk melalui teknologi gadget atau internet.
"Berita soal penculikan, penjualan organ tubuh, soal SARA dan menjelek-jelekkan pemerintah sudah mengemukan dan setiap jam dibaca jutaan orang. Padahal berita yang tidak jelas sumbernya tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan pengirim dan kebenarannya. Berita yang dikirim secara berantai tersebut selain menguntungkan pihak-pihak tertentu, juga mengancam hubungan sosial masyarakat Indonesia. Oleh karena itu kita semua harus bisa memahami ini semua sebagai upaya yang mengancam stabilitas keamanan dan pertahanan kita. Jangan mudah percaya dan terpengaruh," ungkap Kapten Inf Suradi di hadapan puluhan masyarakat Kota Semarang yang hadir.
Dewasa ini masyarakat perlu meneguhkan kembali penanaman nilai-nilai ideologi Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup. Mengingat penyebaran berbagai macam ideologi yang bertentangan dengan Pancasila juga sudah mulai menyusupi bangsa Indonesia. Mereka, sebagaimana diungkapkan Kapten Inf Suradi banyak menggunakan kedok atau pendekatan untuk menarik simpati masyarakat. Ada yang berkedok agama maupun berbalut politik. Bahkan kini sudah ada upaya pembenturan kekuatan-kekuatan yang telah tersusupi dengan tujuan mengganggu stabilitas.
Kini selain bermunculan radikalisme kanan, juga berkembang Komunis Gaya Baru (KGB) yang juga perlu diwaspadai masyarakat. KGB ini telah muncul dan masuk ke semua lini termasuk lingkup politisi, intelektual, mahasiswa dan kelompok-kelompok yang memiliki hubungan luar negeri. Oleh karena itu hal-hal tersebut perlu disikapi serius dengan cara membangun kesadaran berbangsa dan bertanah air dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila serta UUD 1945.
Ketua Legiun Veteran RI Kota Semarang Kolonel Inf (Purn) Herry Widodo membenarkan bahwa kondisi bangsa dalam ancaman perpecahan. Buktinya ada sedikit masalah menjadi besar karena dibesar-besarkan. Hal tersebut bukan watak dari bangsa Indonesia yang sebenarnya, yakni arif, bijaksana dan bisa menerima pendapat atau perbedaan. Oleh karenya sangat mendesak untuk dibenahi dengan membangun kesadaran bersama.
"Forum Komunikasi Sosial seperti ini perlu dibudayakan sebagai sarana menampung aspirasi dan berembug. Mumpung belum terlalu parah maka harus ditindaklanjuti. Para Veteran pun siap memberikan kontribusi atau sumbangan pikiran untuk membangun masa depan bangsa melalui dialog-dialog seperti ini," kata Herry Widodo. (Cha)