krjogja.com - DEMAK - Meski empat anaknya berdomisili di desa yang sama, Maryatun (69) menolak tinggal bersama mereka. Nenek yang sudah puluhan tahun menjanda itu memilih tinggal sendiri di bilik reyot tepat di belakang rumah anak bungsunya, di RT 01 RW V Desa Weding Kecamatan Bonang.
Hanya saja, acap kali cuaca tak bersahabat. Tak jarang perempuan yang mulai sering sakit-sakitan itu kebocoran saat hujan. Karena genteng dan atap rumah yang mulai rapuh dan lapuk. Ditambah papan kayu dinding rumahnya yang banyak dimakan tikus, menjadikan angin malam semakin mudah menerobos.
Bermula dari kondisi memprihatinkan itu, salah seorang warga Weding menginformasikannya ke Gubernur Jateng, melalui aplikasi LaporGub! Hingga ditindaklanjuti dengan masuknya nama Mbah Maryatun ada deret calon penerima Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (BP RTLH) APBD Kabupaten Demak.
"Setelah tim kami melakukan survei, rumah Mbah Maryatun dinyatakan memenuhi syarat untuk menjadi penerima BP RTLH karena memenuhi unsur-unsur yang disyaratkan. Seperti genteng atau atap, dinding, dan lantai yang tidak sesuai standar hunian layak," kata Koordinator Tenaga Fasilitator Lapangan TFL BP RTLH Kabupaten Demak Kushedi dan Sunoko.
Setelah tahap verifikasi dan validasi (verval) calon penerima BP RTLH APBD Kabupaten Demak tahun 2023 tahap l, lanjut dengan tahap bintek persiapan pelaksanaan. Hingga penentuan dan penandatangan kontrak dengan penyedia material.
"Sebab bantuan senilai Rp 15 juta itu ada beberapa peruntukan. Yakni Rp 13 juta untuk belanja material, Rp 1,6 juta untuk padat karya, serta Rp 400 ribu sisanya untuk pemberkasan administrasi," imbuhnya.
Mengenai realisasi PB RTLH waktunya dibatasi maksimal dua bulan. Agar sesuai spesifikasi hunian yang layak, tim dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Demak dibantu TFL secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi (monev).
Mengenai rumah barunya yang dibangun dengan dana BP RTLH Kabupaten Demak 2023, Mbah Maryatun mengaku sangat bersyukur. "Alhamdulillah pun mboten wonten tikus ngerikiti papan-papan omah kula. Tilem wanci udan nggih mboten kebocoran malih. (Alhamdulillah sudah tidak ada tikus makan papan rumah saya. Tidur juga tidak khawatir kebocoran saat hujan - red)," ujarnya.
Maka itu berulang diucapkannya terimakasih kepada Pemkab Demak, yang telah memberi PB RTLH. "Maturnuwun Pemerintah Demak," pungkasnya. (Hum Dinperkim/ssj)