Krjogja.com - Demak - Persoalan banjir rob di Kabupaten Demak meski bagi sebagian pihak belum bisa dikategorikan sebagai bencana, namun tidak demikian halnya bagi warganya yang terdampak. Alih-alih mempersoalkan bencana atau tidak, yang dibutuhkan masyarakat adalah penanganan yang riil. Sebab genangan air pasang laut yang semakin hari semakin tinggi, khususnya di kawasan permukiman, tidak lagi bisa dibendung.
Sehubungan itu lah, dibutuhkan campur tangan banyak pihak untuk menangani banjir rob yang telah menerjang 14 desa di empat kecamatan di Kabupaten Demak. Baik berupa ide maupun pendanaan.
Maka ketika ada perjanjian kerjasama antara sejumlah Perguruan Tinggi dengan Pemkab Demak, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Demak menyambut positif. Utamanya terkait sumbang sih pemikiran ataupun penelitian terkait permukiman adaptif berupa rumah apung berikut penataan lingkungan di kawasan pesisir terdampak banjir rob.
Seperti disampaikan Kabid Perumahan Rondiyah SE MM MSi, adanya MoU antara Pemkab Demak dengan perguruan tinggi, seperti Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang dan Universitas Sultan Fatah (Unisfat) Demak terkait penanganan rob sangat membantu. Sebagai contoh adanya pendampingan baik secara teknis, maupun kajian terkait nilai manfaat pembangunan rumah apung di desa Timbulsloko Kecamatan Sayung.
"Keterlibatan perguruan tinggi tersebut sedikit banyak bisa menjadi pendukung laporan kami ke pemerintah pusat tentang kondisi banjir rob kawasan pesisir Demak," ujarnya, didampingi Sub Koordinator Pendataan dan Perencanaan Perumahan pada Bidang Perumahan Agus Cahyono ST dan Sub Koordinator Penyediaan dan Pelaksanaan Perumahan Parsudi ST.
Sebab permukiman adaptif berupa rumah apung hasil inovasi Dinperkim Kabupaten Demak perlu kajian secara akademik pula. Sehingga penanganan banjir rob di Kabupaten Demak yang telah berlangsung selama dua dekade tersebut tidak hanya parsial. Namun benar-benar komprehensif dan berhasil optimal. Baik bagi masyarakat penghuninya, maupun lingkungan terdampak rob.
Gayung bersambut. Banyak akademisi dari beberapa perguruan tinggi melihat persoalan banjir rob dan abrasi di pesisir Kabupaten Demak sebagai sumber riset yang bisa dieksplor dari banyak lini.
Di antaranya seperti DR Ir Antonius Ardianto, Ir FX Bambang Suskiyatno MT, Ir Ch Koesmartadi MT IAI, Ir Budi Santosa MT, Ir Afrianto Sofyan MT serta FX Yudhistira Ricky Kurnia SArs MArs. Mereka dari Fakultas Teknik Arsitektur dan Desain dan Fakultas Teknik Sipil Unika Soegijapranata.
Selain itu ada pula DR Ir Kusyanto dan DR Fatchur Rohman ST MT, Rektor serta dosen Fakultas Teknik Sipil Unisfat. Di samping juga Wijanarka ST MT dari Universitas Palangkaraya.
Maka itu sebagai tindak lanjut MoU, khususnya Unika Soegijapranata telah direncanakan kegiatan KKN tematik. Dengan lokasi desa-desa pesisir Kabupaten Demak, termasuk Timbulsloko Sayung.
"Harapannya, para mahasiswa peserta KKN tersebut bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah untuk menangani persoalan infrastruktur maupun sosial - ekonomi di wilayah tersebut," pungkasnya. (*)