Krjogja.com - SALATIGA - Prof Rasimin guru besar bidang ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga mejeng di motor vespa miliknya sesaat sebelum dikukuhkan sebagai guru besar, Rabu (15/11/2023).
Rasimin diantar oleh kolega dan keluarga besar dengan iring-iringan mengendarai Vespa dan Jeep. Iring -iringan menjadi perhatian warga yang kebetulan melintas di Jalan Diponegoro Salatiga dan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga.
Rombongan berangkat dari kantor HMI Salatiga di Soka Salatiga yang sebelumnya dari rumah kediaman Rasimin di Pulutan Salatiga. Ia sengaja berangkat dalam acara pengukuhan guru besar dengan iring-iringan vespa dan Jeep, sebagai bentuk pengertian bahwa menjadi guru besar juga harus memasyarakat.
Baca Juga: Anak-anak Jogja Juara Lomba Paduan Suara di Malaysia, Bawa Pulang Dua Emas
"Naik vespa ini juga sebagai wujud syukur dan kebersamaan dengan teman-teman komunitas vespa, " kata Rasimin.
Ia menceritakan sebagai guru besar pendidikan IPS, bisa beradaptasi dengan masyarakat berbagai golongan. Iring-iringan ini juga sebagai solidaritas dari kawan-kawan semua dalam rangka untuk turut merayakan pengangkatan sebagai guru besar.
Prof Rasimin menyampaikan orasi yang berjudul ‘Pokoknya Post-Humanise: Menakar Tantangan dan Peluang Pendidikan IPS’. “Saat ini kita berada di masa yang mengubah pijakan pemikiran manusia secara mendasar.Era post-humanisme membawa perubahan luar biasa dalam masyarakat," jelas Rasikin yang juga Wakil Dekan Bidang I Bidang Kelembagaan dan Administrasi Keuangan) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Salatiga.
Baca Juga: Semakin Praktis, Kini BRImo Bisa Digunakan Untuk Bayar di Indomaret
Rasimin menyoroti perubahan hubungan manusia dengan entitas non-manusia, menggunakan humanoid robot Sophia sebagai ilustrasi. Sophia dan entitas buatan lainnya membawa pandangan unik tentang peran manusia dan teknologi dalam dunia yang semakin terhubung.
Guru Besar Pendidikan IPS ini menegaskan adaptasi Pendidikan IPS dengan era post-humanisme. Tantangan saat ini melibatkan pemahaman mendalam tentang ontologi manusia, pengembangan metode pembelajaran mutakhir, dan penyesuaian terhadap perubahan paradigma sosial dan teknologi.
Rasimin membahas genealogi pemikiran post-humanisme hingga era kibernetika pada tahun 1940-an dan 1950-an. Menurutnya Ilmu Pengetahuan Sosial harus memainkan peran sentral dalam merumuskan pemahaman baru tentang identitas manusia, interaksi sosial, dan dampak teknologi pada masyarakat.
Profesor Rasimin juga memberikan rekomendasi konkret untuk menghadapi era post-humanisme, termasuk penguatan etika dalam penggunaan teknologi, mengatasi kesenjangan teknologi, dan persiapan generasi mendatang.
Selain Prof Rasimin, UIN Salatiga juga dikukuhkan dua guru besar lainnya, Prof Agus Waluyo dan Prof Anton Bawono yang keduanya guru besar ekonomi syariah. (Sus)