Krjogja.com Salatiga Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga turunkan tim khusus memantau keberadaan lembaga koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) yang belakangan ini ramai terkait dengan pertambangan emas di Papua.
Pemantauan ini dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Salatiga pasca ramainya peristiwa penggerudukan terhadap rumah pimpinan (bos) BLN Group di Jalan Merdeka Selatan 54 Kota Salatiga, beberapa hari lalu.
Baca Juga: Batuk Ternyata Refleks Tubuh Membersihkan Saluran Nafas Atas
Pelaksana Harian (Plh) Walikota Salatiga, Wuri Pudjiastuti dihubungi KR melalui ponselnya, membenarkan bahwa pihaknya sudah menindaklanjuti persoalan BLN Group Salatiga. “Kami sudah memerintahkan atau tindak lanjut (TL). Sudah kita pantau maksimal dan semoga sudah ada hasilnya dan segera dilaporkan kepada kami. Kepala Dinas Koperasi sudah bergerak bersama tim,” tandas Wuri Pudjiastuti, Senin (24/6).
Terpisah, kuasa hukum pimpinan BLN Group Salatiga, Mohamad Sofyan kepada wartawan, menegaskan meskipun saat ini pimpinan BLN Group sedang mendapatkan intimidasi dan tindakan melawan hukum oleh kelompok etnis tertentu terkait investasi pertambangan emas di Papua, operasional koperasi BLN group di Salatiga dan lainnya berjalan dengan baik. “Termasuk nasabah dan operasional koperasi BLN Group Salatiga berjalan dengan baik dan tidak ada gejolak. Baik-baik saja kok,” kata Mohamad Sofyan, Minggu (24/6).
Baca Juga: Pemerintah Anggarkan Dalam RAPBN 2025 Untuk Makan Bergizi Gratis Sebesar Rp 71 Triliun
Ia mengungkapkan, masalah ini segera bisa diselesaikan secara hukum dan berharap tidak ada hal-hal yang terjadi yang tidak kami inginkan semua dan Kota Salatiga kondusif dan damai.
Diketahui sekelompok warga dan mahasiswa asal Papua 'menduduki' rumah, Nicolas bos perusahaan BLN Grup di Jalan Merdeka Selatan No 54, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Mereka menuntut tanggung jawab atas kerusakan lahan hutan adat di Kampung Sawe Suma, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua akibat penambangan emas. (Sus)