DKK Salatiga Ungkap Siswa Positif HIV, Riwayat Penyuka Sesama Jenis

Photo Author
- Kamis, 1 Agustus 2024 | 21:30 WIB
HIV/AIDS. (KR/dok)
HIV/AIDS. (KR/dok)

Krjogja.com - SALATIGA- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga menemukan kasus siswa salah satu siswa SMK di Salatiga positif terkena HIV/AIDS. Penderitanya ada riwayat melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks).

Pernyataan ini dikatakan Kepala DKK Salatiga, Prasit Al Hakim saa Koordinasi (Rakor) Bidang Kesehatan dan Apresiasi Kesehatan Kota Salatiga tahun di Dusun Semilir, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (31/7/2024).

Ia menambahkan masalah kesehatan di Kota Salatiga masih disibukkan dengan kasus lama seperti HIV/AIDS, TBC, DB dan stunting.

Baca Juga: Babyshowtime, Berawal dari Basket Jalanan, Kini Menjadi Wadah Kompetisi Pick Up Games Pebasket Pemula Yogya

Kasus HIV/Aids, tidak lagi didominasi oleh pekerja seks, tapi sudah banyak terjadi di semua profesi. Bahkan, hasil pemetaan DKK menyebutkan, ternyata sekarang lebih menonjol pada kasus laki melakukan hubungan seks dengan laki-laki.

“Bapak dan Ibu saya minta tidak hanya perhatian lebih pada putrinya saja, tetapi juga putranya. Kasus terakhir, kami menemukan siswa SMK di Salatiga yang dinyatakan positif HIV. Setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata ada riwayat hubungan seks (sejenis) laki-laki,” ungkap Prasit Al Hakim.

Berkaitan dengan analisa kasus demam berdarah, ternyata virus DBD di Salatiga yang meningkat tahun lalu merupakan virus dengue masuk kategori ganas dengan gejala yang lebih berat.

Masyarakat agar lebih waspada, karena tidak hanya berhadapan dengan nyamuk aedes aegypti saja, tetapi juga sudah ditemukan nyamuk anopelles sebagai penyebar penyakit malaria.

Baca Juga: Harda Kiswaya 'Dihantam' Pemuda Sleman, Ini yang Terjadi

Penjabat (Pj) Walikota Salatiga, Yasip Khasani pada kesempatan ini menggarisbawahi dua hal, yakni berkolaborasi dan harmoni dalam berinovasi.

Menurutnya, urusan kesehatan adalah urusan wajib bagi pemerintah. Namun tanpa menjaga kesehatan pribadi, semua program yang dilakukan pemerintah menjadi percuma.

Fenomena yang luar biasa adalah anak-anak kecil sudah harus cuci darah. Ternyata yang pertama adalah kesalahan pola konsumsi makanan.

Terkadang sebagai orang tua memberikan uang saku kepada anak berlebih, akibatnya mereka jajan tidak terkontrol. Kemudian yang kedua pola asuh, yakni sebagian besar orang tuanya bekerja, anak diasuh oleh nenek atau pembantunya sehingga jajannya tidak terkontrol.

Baca Juga: 'Pikachu' Ajak Ribuan Orang Jelajahi Prambanan di Pokemon Run Yogyakarta

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X