Krjogja.com, SEMARANG - Petani kopi di Dusun Ngaduman, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang mengembangkan kopi Arabica dengan mengemas dengan nama ‘Damalung’.
Pengembangan kopi ini melibatkan Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga.
Tim PkM UKSW di Ngaduman, Evi Maria, Djoko Murdono, dan Martin Setyawan, serta mendapatkan pembiayaan melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat di Tahun Anggaran 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Proses pasca panen dan strategi pemasaran kopi Arabika di Dusun Ngaduman ini melibatkan mahasiswa Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Akuntansi, Prodi Sistem Informasi, Prodi Agroteknologi, dan Prodi Desain Komunikasi Visual UKSW dengan skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Ketua tim PkM UKSW di Ngaduman, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Evi Maria mengatakan pembinaan petani kopi dan koperasi sudah dilakukan, namun belum optimal karena adanya keterbatasan dalam hal pengetahuan untuk mengelola bisnis kopi dan infrastruktur untuk pengolahan kopi.
Petani kopi dan pengurus koperasi, Dusun Ngaduman diberikan pelatihan pengelolaan pasca panen kopi serta dilatih dan didampingi untuk mengelola usaha kopi mulai dari perencanaan bisnis, perijinan, pemasaran, skema bagi hasil, strategi pengembangan usaha, sampai dengan pengelolaan keuangan. “Branding kopi Dusun Ngaduman, dengan merk Damalung yang saat ini dalam proses pendaftaran merek dan perizinan usahanya.,” kata Maria. (Sus)