KRjogja.com, SEMARANG - Menginspirasi, dosen Program Pascasarjana Ilmu Laboratorium Klinis (ILK) Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) Dr. Stalis Norma Ethica MSi lolos seleksi penerimaan beasiswa Program posdoktoral Fulbright Visiting Scholar (FVS) dari Indonesia.
Terdapat sekitar 35 orang penerima beasiswa skema FVS pada tahun 2024 yang berasal dari institusi penelitian dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Program beasiswa ini diperuntukkan bagi peneliti dan akademisi dari Indonesia untuk menjalin kolaborasi riset dengan profesor terkemuka di Amerika Serikat. Beasiswa ini juga memungkinkan peneliti dan dosen dari Indonesia memberikan kuliah di perguruan tinggi Amerika Serikat.
Dr Norma, panggilan akrab Stalis Norma Ethica, menjadi satu-satunya dosen dari PTS di Jawa Tengah yang menerima beasiswa posdoktoral Fulbright tahun ini. Ia akan berada di Amerika Serikat mulai September 2024 hingga Februari 2025 untuk melakukan kegiatan penelitian bersama Profesor Taifo Mahmud PhD di College of Pharmacy, Oregon State University di Corvallis, Amerika Barat.
Penelitian yang dilakukan terkait rekayasa genetika untuk produksi enzim rekombinan protease antinekrosis. Luaran utama yang diharapkan dari kegiatan ini adalah publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi dan juga rekognisi kegiatan dosen di luar kampus sebagai salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) terutama IKU 3. Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberikan kontribusi bagi penyediaan enzim rekombinan terapeutik di Indonesia yang terjangkau bagi masyarakat.
Prof Dr Sri Darmawati MSi selaku Ka-prodi Program Studi Magister Ilmu Laboratorium Klinis menyatakan rasa syukurnya karena salah satu dosen di departmen yang ia pimpin dapat terus mengembangkan karir, sebagai jalan menuju guru besar. Penelitian tentang protease antinekrosis yang dilakukan Dr Norma sangat penting dalam memperkuat wawasan keilmuan interdisiplin sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
Pelaksanaan riset posdoktoral ini mendapat dukungan sepenuhnya dari rektor UNIMUS Prof Dr Masrukhi MPd. Rektor berharap sekembalinya ke kampus Unimus, Dr Norma dapat mendukung penelitian di Unimus menjadi berkelas dunia.
Ditemui secara terpisah, Wakil Rektor IV sekaligus Direktur International Relationship Office (IRO) UNIMUS Muh Yusuf PhD menyatakan dengan melakukan penelitian dengan profesor kelas dunia, Dr Norma dapat berkontribusi dalam mengembangkan jejaring internasional bagi UNIMUS.
Sementara itu kepada pers di kampus Unimus, Selasa (27/8/2024) Dr Norma menyampaikan bahwa motivasi dirinya mengikuti program posdoktoral Fulbright adalah sebagai upaya mempersiapkan diri menuju jenjang jabatan fungsional yang lebih tinggi yaitu Guru Besar.
Saat ini Dr Norma telah mencapai posisi Lektor Kepala 700 kum, tingkatan di atasnya adalah Guru Besar yang mensyaratkan setidaknya 850 kum.
"Saya ingin mendapatkan role model guru besar kelas dunia, sehingga selayaknya saya mencari hingga ke Amerika Serikat" demikian tuturnya.
Dirinya ingin capaian Guru Besar yang tidak semata karena kum tetapi juga karena dedikasi dan integritas yang tinggi pada bidang yang ditekuni.
Beasiswa Fulbright diketahui merupakan salah satu beasiswa paling prestisius di dunia. Kriteria utama seleksi beasiswa Fulbright Visiting Scholar meliputi rekam jejak akademik, kualitas kepemimpinan dan pengalaman dalam pelayanan masyarakat.
Proses seleksi beasiswa Fulbright di Indonesia yang dilaksanakan pada bulan November 2023 diikuti para peneliti dan akademisi dari berbagai Lembaga penelitian dan perguruan tinggi se-Indonesia. Proses seleksi tersebut difasilitasi oleh American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF).
Program beasiswa Fulbright diinisiasi oleh Senator Amerika Serikat J. William Fulbright pada tahun 1946, dan diberikan kepada Indonesia sejak tahun 1952. Alumni pertama Fulbright di Indonesia adalah H. Agus Salim, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia. Alumna beasiswa Fulbright Indonesia lainnya termasuk tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Buya Syafi’i, tokoh politik Mochtar Kusumaatmaja, Juwono Sudarsono, dan Anies Baswedan, budayawan Putu Wijaya, dan pelukis Affandi. (Sgi)