Krjogja.com - GROBOGAN Kekeringan yang melanda Kabupaten Grobogan meluas. Setidaknya ada 73 desa yang tersebar di 16 kecamatan Kabupaten Grobogan mengalami kekurangan air bersih. Jumlah itu meningkat dibandingkan awal September lalu.
Saat itu terdapat 65 desa di 15 kecamatan terdampak kekeringan.Banyak embung, sumur gali, bahkan sungai yang menghubungkan antarkecamaan airnya juga sudah menyusut. Sehingga tidak sedikit warga yang harus mencari sumber air seperti dengan membuat belik (sumur gali) di tepi dan dasar sungai yang mengering.
Dari 19 kecamatan yang ada, hanya 4 kecamatan yang ralatif aman dari kekurangan air bersih. Yakni Kecamatan Brati, Godong, Klambu dan Tegowanu yang relatif aman dari bencana kekeringan, ungkap Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan, Rabu (18/9/2024).
Baca Juga: Mudahkan Transaksi Top Up Flazz BCA, Bank Muamalat Gandeng Alto Network
Menurutnya, penyebab utama kekeringan di Grobogan adalah musim kemarau yang berkepanjangan. Hingga kini pihaknya telah menyalurkan 406 tangki air bersih kepada puluhan desa terdampak kekeringan tersebut.
Masrichan menyatakan, fenomena cuaca saat ini cepat berubah sehingga prediksi musim hujan akan dimulai pada pekan ketiga September 2024 bisa jadi meleset. Kekeringan dimungkinkan bisa terjadi lebih lama lagi.
Sebelumnya, Plt Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, untuk mengatasi dampak kekeringan, pihaknya mendapat anggaran dari APBD 2024 sebesar Rp 200 juta. Pada tahun ini juga, BPBD Grobogan mendapat tambahan anggaran Rp 200 juta dari BNPB. Dengan demikian, anggaran bantuan untuk mengatasi bencana alam kekeringan sebesar Rp 400 juta, ungkap Endang. (Tas)