KRjogja.com, SEMARANG - Usaha Ceriping pisang dan singkong yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mugi Lestari berada di Desa Wedusan, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati. Fokus usaha ceriping ini memanfaatkan sumber daya alam seperti pisang dan ubi kayu hasil produksi Kabupaten Pati.
Namun, pengelolaan usaha ini masih dilakukan secara konvensional. Mulai dari aspek produksi yaitu pengupasan, pencucian, pengirisan, penggorengan, serta proses pengemasan dilakukan secara manual. Aspek pemasaran produk pun masih dilakukan secara sederhana yaitu dilakukan dengan cara menitipkan ke warung-warung di sekitar desa. Bentuk kemasan masih sederhana dan belum memiliki logo untuk branding produk.
Atas dasar tersebut, Politeknik Negeri Semarang (Polines) memberikan pendampingan kepada usaha KWT Tani tersebut . Penerapan teknologi tepat guna (TTG) berupa mesin pengiris singkong dan pisang, peniris minyak, serta pembuatan branding product dan logo kemasan diberikan kepada produk ceriping yang dihasilkan oleh KWT Mugi Lestari.
Tim yang diketuai oleh Eko Saputra serta anggota Wahyu Isti Nugroho, dan Rizkha Ajeng Rochmatika serta dibantu oleh 3 orang mahasiswa. Harapannya produk ceriping dari Desa Wedusan bisa dikenal masyarakat luas lewat pembuatan media sosial berupa Instagram dan ecommerce. Penerapan inovasi TTG tersebut dapat meningkatkan produksi ceriping singkong sebesar 50% (dari 100kg menjadi 150kg).
“Harapannya kegiatan dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ini dapat meningkatkan produktivitas dan mutu produk ceriping serta meningkatkan daya saing pemasaran produk,” ucap Eko Saputra.
Lutfiansyah selaku ketua KWT Mugi Lestari sangat apresiasi terhadap segala usaha dan dedikasi yang telah diberikan tim Politeknik Negeri Semarang dalam kegiatan pemberdayaan di Desa Wedusan, Kabupaten Pati. Inovasi mesin TTG dan branding produk telah memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi KWT yang dipimpinnya. (Sgi)
