KRJogja.com - SEMARANG – Setelah naik kelas dan mendapatkan sertifikasi Road Race Label dari World Athletics, PB PASI minta kepada penyelenggara Borobudur Marathon (BorMar) untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pelari, karena ada aturan yang harus dipatuhi.
Demikian dikatakan Sekjen PB PASI Tigor Tanjung kepada wartawan di Semarang Selasa (26/11). Aturan yang harus dijalankan seperti pengukuran rute, sterilisasi jalanan, jumlah water station, tenaga medis, dan keberadaan rumah sakit.
"Kami apresiasi BorMar yang sudah mengantongi World Athletictis Label. Ini tentu sudah melalui assessment dari beberapa pelaksanaan lomba sebelumnya. Sebagai lomba lari di jalanan, fokus pada pelari itu penting. Jangan sampai rutenya masih ada kendaraan yang lewat, dan tersedianya titik-titik water station maksimal 5 km atau kurang dari itu," tutur Tigor.
Adanya label dari World Ahtletics akan memacu panitia BorMar untuk meningkatkan SDM yang menangani. Tigor berharap, BorMar selanjutnya mampu memberikan daya pikat bagi pelari internasional untuk datang ke Magelang.
Menurut Tigor, keunikan BorMar adalah adanya lanskap Candi Borobudur, dan rutenya yang naik turun. Untuk itu PB PASI berharap tahun depan dirancang untuk bisa naik kelas lagi. Kalau sekarang dapat Label Road Races, selanjutnya jadi Elite Label. Namun untuk naik kelas ke elite label syaratnya hadiahnya naik dan diikuti pelari elite internasional. “Sedangkan untuk menuju ke Gold Label atau Platinum Label syaratnya lebih susah lagi," kata Vice President Asian Athletics Association itu.
Disinggung soal antisipasi cuaca ekstrem saat berlangsungnya BorMar, Tigor Tanjung mengatakan, hal itu bisa dilakukan dengan memajukan jadwal lomba dan menambah jumlah water station. Selain itu, yang penting adalah sosialisasi cuaca dari panitia kepada peserta.
Tigor mengatakan, dalam atletik ada istilah 'Athletes First, Winning Second' (keselamatan atlet itu yang diutamakan). Makanya pada lomba tahun sebelumnya panitia harus menghentikan lomba lebih cepat karena suhu udaranya memang cukup panas.
“Saya bangga dengan event BorMar ini karena animo peserta BorMar masih luar biasa, yaitu mencapai angka 44.000 lebih. Selain itu, sejumlah pelari kenamaan Tanah Air juga tampil. Event ini sebagai penggodokan talenta pelari muda. Kami berharap event ini bisa melahirkan jawara baru yang mampu mematahkan rekor waktu marathon yang dipegang Eduardus Nabunome (2 jam 19 menit 18 detik) dan bertahan hingga 31 tahun,” tegas Tigor.
Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An mengatakan tidak menduga BorMar tahun ini sangat diminati peserta. Calon peserta yang mendaftar ikut lomba lari ini menembus angka 44 ribu runner. Baru pada tahun ini, animo masyarakat kepada BorMar begitu tinggi.
"Event ini masih menjadi magnet bagi pelari lokal, nasional, dan mancanegara. Jumlah peserta memang kami batasi 10 ribu saja dengan sistem ballot. Ada banyak pertimbangan yang menyertai, diantaranya waktu dan faktor kenyamanan peserta. Kami tetap ingin memberikan kenyamanan, dan keamanan bagi para peserta," kata Liem. (Bdi)