SALATIGA (KRJogja.com) – Jumlah sampah di Kota Salatiga terus mengalami peningkatan drastis. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngronggo telah menembus 2.470 hingga 2.722 ton per bulan pada paruh pertama tahun 2025.
Kepala UPTD TPA DLH Salatiga, Eka Petra, menyampaikan bahwa rata-rata volume sampah yang masuk ke TPA per bulan menunjukkan tren peningkatan. Bahkan, pada bulan Maret 2025, tercatat sebagai bulan dengan volume sampah tertinggi, yakni 2.722,78 ton.
“Jumlahnya terus naik, dan ini tentu menjadi perhatian serius kami dalam merumuskan strategi pengelolaan yang lebih efektif,” ujar Eka Petra saat ditemui, Selasa (10/6).
Jenis Sampah Didominasi Kertas dan Makanan
Berdasarkan komposisi sampah sepanjang tahun 2024, jenis karton/kertas menjadi yang paling mendominasi, yaitu sekitar 24 persen. Disusul oleh sisa makanan, plastik, dan logam masing-masing sebesar 12–15 persen. Sementara itu, sampah jenis karet dan kulit tercatat sebagai yang paling sedikit, hanya sekitar 2 persen dari total timbulan sampah yang masuk ke TPA.
Investasi TPS3R Capai Rp 1,5 Miliar
Dalam upaya mengatasi lonjakan volume sampah, DLH Salatiga juga mulai mengoptimalkan keberadaan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R). Salah satu contohnya adalah TPS3R di wilayah Bulu, Tegalrejo, yang nilai investasinya mencapai Rp 1,5 miliar, mencakup biaya pembangunan infrastruktur dan pengadaan peralatan.
“Pengelolaan di TPS3R seperti di Bulu sudah kami lengkapi dengan alat dan bangunan yang nilainya cukup besar. Harapannya, pengelolaan berbasis masyarakat ini bisa menekan jumlah sampah yang masuk ke TPA,” imbuh Eka Petra.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Lonjakan jumlah sampah tentu menjadi tantangan besar, mengingat kapasitas TPA dan kecepatan pengelolaan masih terbatas. Pihak DLH pun terus mendorong kolaborasi antara pemerintah danmasyarakat agar program pemilahan dan pengurangan sampah dari rumah tangga dapat lebih masif dijalankan.
“Sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Kami harap warga Salatiga bisa lebih aktif dalam memilah sampah dan mengurangi sampah organik maupun anorganik dari rumah,” pungkasnya.