SEMARANG, KRjogja.com – Perjalanan hidup Reni Asih Widiyastuti (34), warga Pedurungan, Semarang, dituangkan dalam novel berjudul “Pijar”. Buku tersebut mengisahkan perjuangan Reni sejak masa SMA, bekerja, menemukan pasangan hidup, hingga berhasil memiliki rumah. Melalui novel itu, ia ingin menyampaikan pesan mendalam kepada pembaca tentang arti perjuangan.
Reni bukan nama baru di dunia kepenulisan. Ia aktif menulis cerpen, cerita anak, puisi, hingga kisah Sungguh-Sungguh Terjadi (SST) yang dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat, serta cerita misteri Terjadi Sungguh-Sungguh (TSS) di Koran Merapi. “Paling menyenangkan menulis SST, karena lebih simpel dan bahannya mudah didapat dari kejadian sehari-hari,” ujarnya, Rabu (10/9).
Untuk mengikuti tulisannya di KR, Reni bahkan berlangganan epaper. Ia menuturkan, novel “Pijar” merupakan buku tunggal keduanya yang terbit pada 2022. Sebelumnya, ia menerbitkan novel perdana “Pagi untuk Sam” pada 2019 yang mengangkat kisah perjuangan seorang buruh pelabuhan.
Selain menulis, Reni juga memiliki bakat seni tari. Ia mulai belajar sejak SD, berlanjut di SMP, hingga kini dipercaya melatih tari di sekolah putri sulungnya. Meski pengalaman pentas masih terbatas pada panggung sekolah, Reni menguasai tari tradisional Jawa seperti Gambyong, Kipas, Payung, dan Prau Layar, sebelum akhirnya menekuni tari modern.
Meski memiliki minat di bidang tari, Reni mengaku lebih fokus pada dunia fiksi. Baginya, tulisan bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana memperluas wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca. Saat ini, ia bergabung dalam komunitas penulis Diskusi Sahabat Inspirasi (DSI), sebuah grup WhatsApp yang rutin berbagi informasi peluang menulis di media massa, khususnya di KR Group. (War)