Kunjungan Kerja ke Semarang, Puan Kagumi Batik Semarangan di Kampoeng Djadoel

Photo Author
- Minggu, 30 November 2025 | 08:30 WIB
Puan mengamati batik Semarangan di Kampoeng Djadoel Kampung Batik.
Puan mengamati batik Semarangan di Kampoeng Djadoel Kampung Batik.

KRjogja.com - SEMARANG - Ketua DPR RI Puan Maharani, Sabtu (29/11/2025) melakukan Kunjungan Kerja ke Kota Semarang selama sehari didampingi Walikota Semarang Dr Agustina Wilujeng Pramestuti SS MM dan Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto.

Mengakhiri kunjungannya, Puan Maharani menyempatkan diri mengunjungi Kampoeng Djadoel, yang merupakan Kampung Wisata di Kampung Batik yang ada di wilayah Kelurahan Rejomulyo Semarang Timur.

Di kampung yang letaknya masuk Kawasan Kota Lama Semarang ini, Puan meluangkan waktu hampir 1,5 jam untuk meninjau berbagai potensi yang ada, antara lain menyaksikan diorama relief sejarah perjalanan Batik di Indonesia, lukisan Wayang Batik yang memaparkan sejarah Batik Semarangan dan Sejarah Perjalanan Kota Semarang, serta menikmati sajian kuliner dan belanja produk UMKM.

Baca Juga: Gus Yahya Serukan Doa Bersama dan Solidaritas Nasional atas Serangkaian Bencana di Indonesia

Kali pertama memasuki Gerbang Kampoeng Djadoel, Ketua DPR RI yang didampingi Walikota Semarang disambut Sesepuh Kampoeng Djadoel Ignatius Luwiyanto bersama warga. Di urutan pertama kunjungan Puan diajak melihat patung relief yang menggambarkan Babad Batik Indonesia dipandu Luwiyanto.

Puan juga berkesempatan masuk ke Laksmi Art yang merupakan salah satu Galeri Batik Warga Kampung Batik. Di galeri ini cucu proklamator ini mendapat penjelasan seputar produk batik yang diproduksi warga dengan corak khas Semarangan dari salah satu pengelola dan pelaku UMKM Batik, Christin.

Puan dan Agustina tampak lama mengamati aneka batik gambar corak Semarangan. Bahkan di dalam galeri ini keduanya membincangkan gambar Warak yang ada di Batik produk Kampung Batik.

Kepada Puan, Walikota Semarang yang memiliki background sejarah ini pun menjelaskan bahwa Warah merupakan ikon budaya masyarakat Semarang yang diinspirasi dari paduan budaya Jawa, China dan Arab. Sosok Warak mengandung filosofi toleransi.

Baca Juga: Pintu Year-End Trading Competition, Dorong Peningkatan Volume Trading xStocks

Selain mengamati batik, Puan juga berkesempatan menyapa warga yang membuka lapak untuk memamerkan produk kulinernya. “Semua ini kami persembahkan untuk menyambut Ibu Puan sebagai tamu kami. Ini semua produk kami,” ujar Markanah, salah satu warga yang memamerkan aneka jajan tradisional dari bahan singkong, beras dan ketan.

Puan kesengsem dengan aroma bawang merah goreng yang dipamerkan warga. Karenanya, Puan langsung memborong untuk oleh-oleh, termasuk makanan lainnya yang dianggap langka dan jarang ditemui di kota-kota, apalagi di Jakarta.

Di sudut lain, Puan dan Walikota Semarang terpesona dengan pemandangan beberapa anak yang membatik. “Anak-anak ini sedang membatik. Mereka sudah lama belajar membatik dan kini sedang menunjukkan kemampuannya membatik membantu kami,” ujar Ipah, warga yang kesehariannya selain sebagai pembatik juga mentor bagi mereka yang mau belajar membatik di Kampung Batik.

Kedua ‘Srikandi’ ini mengapresiasi anak-anak yang mau belajar membatik, harapannya budaya membatik ini akan lestari karena adanya regenerasi yang berkelanjutan di Kampung Batik Semarang.

Baca Juga: D3 RMIK Udinus Gelar Sumpah Profesi, 148 Lulusannya Resmi Miliki STR

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB
X