Krjogja.com - SEMARANG- Kota Semarang bertekad dan menargetkan tahun 2024 kota ini bebas Stunting atau Zero Stunting. Lalu apa saja yang dilakukan pimpinan kota lumpia ini?
Pemkot Semarang bersama semua stake holder bekerja keras dan bekerja sama guna mewujudkan tekad Semarang Zero Stunting 2024. Walikota Semarang Ir Hj Hevearita Gunaryanti Rahayu MSos atau yang akrab dipanggil Mbak atau Bunda Ita membeberkan berbagai upaya menuju zero Stunting 2024 pada Kuliah Umum "Mewujudkan Generasi Emas Bebas Stunting" di kampus Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Senin (24/7/2023).
Kuliah umum dalam rangka Milad (Dies Natalis) Unimus ke-24 dibuka Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd dan dimoderatori Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Dr Sayono SKM MKes (Epid) serta dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dr dr Mochamad Abdul Hakam SpPD.
"Bagaimana kita bisa melakukan penanganan Stunting secara komprehensif. Bergerak bersama, konsepnya harus "dikeroyok" bareng-bareng. Juga melibatkan pemerintah, pengusaha, pendidik atau perguruan tinggi, CSR , LSM, organisasi profesi dan lain-lain. Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri karena keterbatasan tenaga dan anggaran, sehingga zero Stunting bisa tercapai tahun 2024 untuk kota Semarang bila semua bergerak bersama" ujar Walikota.
Menurutnya, apa yang yang dilakukan kota Semarang dalam upaya menurunkan angka stunting selama beberapa tahun ini sudah sangat bagus. Bahkan tercatat sebagai salah satu kota di Indonesia yang sangat berhasil menurunkan angka stunting. Sehingga tekad untuk zero Stunting tahun 2024 untuk kota Semarang optimis bisa diraih.
"Termasuk peran serta perguruan tinggi terlebih yang punya banyak fakultas bidang kesehatan seperti Unimus ini bisa menjadi salah satu unsur penting penurunan angka stunting di kota Semarang. Banyak program bisa dilakukan perguruan tinggi misalnya lewat pengabdian masyarakat dosen, KKN mahasiswa, pendampingan ibu hamil yang anemia dan berpotensi melahirkan anak potensi stunting dan masih banyak lagi" tambah Walikota Semarang tersebut.
Lebih lanjut menurut Mbak Ita, Stunting ada 3 jenis yaitu karena gizi buruk, salah pola asuh anak, dan sanitasi lingkungan yang buruk. Berbagai upaya dilakukan yaitu pemberian makanan tambahan, pemeriksaan komprehensif, perbaikan asupan, dan membuat rumah pelita atau semacam rumah penitipan yang didalamnya ada program penanganan Stunting dari hulu sampai hilir.
Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd saat ditanya wartawan menyampaikan pihaknya dengan banyak prodi dan fakultas kesehatan (kedokteran, kedokteran gigi, keperawatan, kebidanan, analis kesehatan, kesehatan masyarakat dan lain lain) siap mendukung tekad Pemkot Semarang untuk Zero Stunting 2024. (Sgi)