semarang

Moeldoko Ajak Masyarakat Ayo Makan Sorgum

Jumat, 12 Agustus 2022 | 20:19 WIB
Moeldoko mencicipi aneka sajian berbahan sorgum kreasi para siswa yang disajikan dengan konsep ala fine dining di restoran Jiva Bestari.

KUDUS, KRJOGJA.com - Pemerintah RI terus berupaya mengantisipasi terjadinya krisis pangan akibat perubahan iklim dan geopolitik global, melalui upaya diversifikasi pangan. Salah satu pangan alternatif yang memenuhi kriteria dan kini sedang dikembangkan secara serius adalah sorgum. Sorgum merupakan tanaman biji- bijian yang dapat dijadikan bahan pangan selain padi, jagung dan gandum.

Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal TNI (Purn) Dr H Moeldoko, Jumat (12/08/2022) saat meninjau langsung praktik pengolahan sorgum sebagai sajian kuliner oleh para siswa SMK PGRI 2 Kudus Jawa Tengah, yang merupakan sekolah vokasi binaan Djarum Foundation. Selain menyaksikan proses kreasinya, mantan Panglima TNI kemudian mencicipi berbagai varian sajian kuliner yang menggunakan sorgum sebagai bahan dasarnya.

Moeldoko menikmati berbagai kuliner sorgum yang disajikan ala fine dining oleh para siswa. Ia pun memuji kompetensi para siswa dan staf pengajar SMK PGRI 2 Kudus jurusan tata boga yang dinilainya mampu mengolah dan mengembangkan sorgum menjadi sajian kuliner bernilai tinggi.

"Saya mengapresiasi adik-adik kita para siswa di SMK PGRI 2 Kudus ini, yang memiliki kreatifitas dan kompetensi luar biasa di bidang kuliner. Mereka sudah lebih dulu melihat potensi dan mau mengeksplorasi sorgum untuk diolah menjadi berbagai macam sajian yang menurut saya rasanya enak dan punya nilai jual. Saya kira ini patut menjadi contoh, khususnya untuk sekolah-sekolah yang memiliki jurusan sama dan bahkan juga para pelaku usaha kuliner lainnya," tuturnya.

Ditambahkan, sebenarnya di masyarakat Jawa, sorgum sudah lama dikenal sebagai bahan pangan utama. Hal itu dibuktikan dengan adanya ukiran sorgum pada relief Candi Borobudur, Jawa Tengah.

"Kalau orang Jawa menyebutnya cantel. Cantel ini ada terukir di relief Candi Borobudur. Jadi memang sudah lama orang Jawa mengenal cantel atau sorgum. Sorgum banyak ditanam di daerah marjinal, antara lain di Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi dan Kalimantan," katanya.

Kehadiran Moeldoko di 'Kota Kretek' memang bertepatan dengan acara Festival Sorgum yang digelar di SMK PGRI 2 Kudus. Festival Sorgum ini antara lain diisi dengan kegiatan memasak yang diikuti oleh siswa kelas X hingga XII, dibagi dalam delapan kelompok masing- masing beranggotakan dua orang.

Setiap kelompok kemudian mengolah delapan jenis masakan berbeda dengan bahan dasar sorgum, yaitu bakwan jagung, nasi goreng, pisang goreng, bubur sumsum, cocogum (kukis), brownies, lemon cupcake, dan muffin pisang.

Kedelapan jenis masakan kemudian dicicipi dan dinilai oleh Moeldoko bersama dengan beberapa influencer di bidang kuliner, salah satunya Farida Nurhan. Moeldoko menikmati beragam sajian sorgum ini dengan konsep ala fine dining di Teaching Factory SMK PGRI 2 Kudus, yaitu Jiva Bestari. Hasilnya ia mengakui semua jenis kuliner sorgum kreasi siswa SMK PGRI 2 Kudus punya rasa yang enak dan akan mudah disukai oleh masyarakat Indonesia.

Salah satu siswa SMK PGRI 2 Kudus yang mengikuti Festival Sorgum, M Fauz Gamel mengaku sangat senang bisa terlibat dalam proses kreatif pengolahan sajian makanan berbahan sorgum, dan merasa sangat tertantang dengan kegiatan ini.

"Sebagai pelajar SMK yang memiliki keterampilan di bidang kuliner, kami merasa harus terlibat dan ikut mendukung program Presiden Jokowi dalam memanfaatkan sorgum sebagai pangan alternatif. Saya juga sangat bangga karena nasi goreng sorgum yang saya olah dinilai enak dan banyak yang suka. Saya berharap dapat memperkenalkan sorgum lewat sajian ini kepada masyarakat,” ujar Fauz Gamel.

Dalam proses pengolahan sorgum, SMK PGRI 2 Kudus binaan Djarum Foundation ini juga berkolaborasi dengan perkumpulan Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) sebagai konsultan pengembangan bahan pangan lokal. ACMI bersama para staf pengajar SMK PGRI 2 Kudus memberikan arahan dan pendampingan kepada para siswa agar mampu memahami karakteristik sorgum serta mengolahnya menjadi sajian dengan cita rasa dan kualitas terbaik.

"Tepung sorgum memiliki sifat gluten free, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyatukan adonannya. Tetapi tepung sorgum ini memiliki indeks glikemik rendah sehingga sangat cocok digunakan oleh penderita diabetes, selain juga memiliki serat yang tinggi. Jadi sebenarnya sorgum memiliki banyak manfaat namun belum banyak masyarakat yang mengetahui,” terang Santhi Serad, Ketua ACMI.

Sementara itu, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Galuh Paskamagma menyatakan, dalam menyajikan olahan sorgum tidak hanya hard skill yang dibutuhkan tetapi juga kemampuan soft skills. Para siswa harus kreatif dalam membuat resep, berpikir kritis dalam melakukan penyesuaian maupun substitusi tepung biasa ke tepung sorgum. Untuk itu penerapan Merdeka Belajar di SMK PGRI 2 Kudus adalah langkah yang tepat untuk mempersiapkan bekal para pelajar untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan passion di dunia kuliner.

Halaman:

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB