SEMARANG, KRJOGJA.com-  Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3KnI) Jateng bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) dan Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysiamenyelenggarakan The 1st International Conference On Character Education (ICCE) bertemaka “Tantangan Pembelajaran Karakter Di Era Pandemi Covid – 19â€.
Konferensi yang dilakukan secara daring melalui zoom dan You Tube Live streaming dari kampus Unimus, Senin (24/8/2020) ini menampilkan keynote speaker Assoc. Prof. Madya Dr. Mohd Hairy bin Ibrahim (UPSI) tentang “Environmental Ethics, Human Character & SDGs for Covid-19†dengan 6 pembicara yaitu sesi pertama Dr Muhammad Atiullah bin Othman (UPSI), Prof Dr Masrukhi MPd (Rektor Unimus yang juga Ketua Dewan Penasehat AP3KnI Jateng) dan Dr Triyanto MHum (Ketua AP3KnI Jateng yang juga dosen UNS) serta moderator Tutik Wijayanti SPd MPd.Sesi dua, tiga pembicara tampil yaitu Dra Umi Chotimah MPd PhD (Universitas Sriwijaya Pelembang), Dr Suprayogi MPd (Unnes) dan Dr Mukhamad Murdiono MPd (UNY) dengan moderator Supriyanto MPd. Sekjen AP3KnI Prof Dr Sapriya, M.Ed membuka dan menyampaikan pengantar konferensi.
Konferensi diikuti 630 peserta dan 50 makalah yang akan dibukukan dalam prosiding internasional terindeks (penerbit) Atlantis. Dalam paparan sebagai keynote speaker Assoc. Prof. Madya Dr. Mohd Hairy bin Ibrahim menyampaikan persoalan terkait environtment ethic dan bagaimana kontribusi manusia terkait etik dan enviromental. Ada moral tentang lingkungan, tentang aktivitas kita kita di mana mana. Isu manusia yang mengubah lingkungan, menjadikan bencana dan berdampak kerusakan. Dirinya prihatin bagaimana manusia menjadi penyebab bencana. Sehingga environmnet ethic sangat penting dalam lingkungan.
Sementara itu Prof Dr Masrukhi MPd saat tampil sebagai pembicara menyampaikan pembelajaran lewat daring memang bisa dipergunakan di masa pandemi Covid-19 ini namun untuk pendidikan moral, karakter, values agak sulit lewat daring. Karena pelajarn daring tidak bisa menghadirkan proses modeling keteladan misalnya bagaimna bertindak humble, rendah hati, toleransi, kerjasama dan lain lain. Ini sebagai persoalan yang perlu dipikirkan karena banyak dosen ataupun guru siap mengajar secara daring, namun relatif sulit sampai bisa mengajarkan pendidikan moral, karakter maupun value secara betul.
“Pembelajar karakter sulit secara daring karena tidak bisa menghadirkan proses modelling. Namun bukan berarti tidak bisa, yang penting bagaimana proses daring bisa membawa pesan nilai moral dan karakter. Pendidikan karakter bisa dihadirkan daring lewat keteladanan dan pembelajaran berbasis projek. Berbasis projek yang sesuai dan cocok serta anak terlibat di lingkungan keluarga atau masyarakat. Lewat cara ini siswa bisa menghasilkan karya mengandung tata nilai karakter dan diharapkan learning behabiour terjadi†ujar Prof Masrukhi.
Lebih lanjut menurut Prof Masrukhi, perlu upaya lebih agar pendidikan karakter bisa tersampaikan dengan baik dalam pembelajaran daring di masa pandemi ini. Materi materi internalisasi karakter tetap bisa berjalan baik dengan pembelajaran daring tetapi dosen atau guru memang harus mengeluarkan “energi†lebih untuk bisa mencapai tujuan dan target keluaran pembelajaran. (sgi)