semarang

Klaim Kelompok Tani Soal Dryer Tidak Bermanfaat Dibantah

Rabu, 8 April 2020 | 15:10 WIB
Foto: Unggul

BATANG, KRJOGJA.com - Bantuan alsintan yang diterima Kelompok Tani Subur Makmur 4 yang diterima tahun 2018 lalu belum digunakan maksimal. Menurut Petugas dari Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Gringsing Sulistyo Widodo Alsintan bantuan dari Provinsi yang nilainya milyaran rupiah itu belum berfungsi maksimal.

"Saya ambil contoh Driyer karena berfungsi saat hujan kebetulan tahun 2019 curah hujan tidak begitu tinggi dan kami menerima laporan hanya 10 kali dipakai, sedangkan tahun 2020 baru digunakan 8 kali,"ujar Widodo.

Kapasitas dryer sendiri menurut Widodo adalah 6 ton dan bekerja 8 - 10 jam sekali proses. Sementara untuk mesin pemanen Combine saat ini belum bisa digunakan karena medan persaqahan di Kecamatan Gringsing yang sulit. Selain itu warga mayoritas di Kecamatan Gringsing adalah buruh tani sehingga kehadiran mesin panen gabah tersebut ditolak warga.

"Saya pernah diprotes warga agar nesin kombina jangan ada di Desa Kebondalen atau bahkan di Kecamatan Gringsing, karena mengurangi penghasilan mereka buruh tani,"lanjut Widodo.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Subur Makmur 4 Mahroji saat ditemui mangakui jika dirinya sama sekali belum melakukan pengecekan laporan. Mahroji mempercayakan saudaranya Arkom untuk masalah keuangan dan pengelolaan Alsintan. "Terkait keingintahuan anggota kelompok soal keuangan saya belum cek laporan baik penggunaan maupun keuangannya, semua saya percayakan ke adik saya," ujar Mahroji.

Dirinya mengaku sebenarnya bantuan alsintan tersebut tidak mau menerima karena kesulitan pengelolan dan penggunaanya."Kalau boleh memilih kami gak mau menerima bantuan itu karena sulit mengelolanya dan manfaatnya tidak maksimal makanya saya menyerahkan ke adik saya biar mengelola alat tersebut,"lanjutnya.

Arkom pengelola Alsinta justru menjelaskan alat yang ada tidak bisa digunakan maksimal karena medanbnya yang tidak memungkinkan. "Dryer harus terpenuhi 6 ton jika mau di proses sementara hasil sawah warga tidak mungking segitu dan jika dicampurkan saat pengolahan juga susah,"ujar Arkom. Resiko rusak juga menjadi salah satu kendala.

Mantan Kepala Desa Kebondalem Prayit menyayangkan pernyataan Ketua Kelompok Tani yang mengadakan keberatan menerima bantuan Alsintan. Pasalnya alat-alat tersebut sebenarhya sudah bisa digunakan namun tidak transparan. "Tahun 2019 saat musim hujan banyak digunakan tapi laporane hanya 10 kali itu yang nggak mungkin, hampir tiap hari beroperasi dan banyak saksinya," ujar Prayit.

Kalau hanya 10 kali di tahun 2019 dan baru 8 Kali di tahun 2020 Prayit mengatakan tidak mungkin. (Ung)

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB