SALATIGA, KRJOGJA.com - Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Neil Semuel Rupidara menyatakan pihaknya mempersilahkan pihak-pihak lain yang ingin membuat kegiatan nongkrong bareng dengan etnis-etnis, termasuk dengan mahasiswa asal Papua di Salatiga.
Pernyataan ini sebagai tanggapan atas rencana nongkrong bareng menjaga perbedaan demi kebersamaan untuk Salatiga yang diinisiatori Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit yang tercetus pada saat pertemuan SMU UKSW beberapa waktu lalu.
"Kegiatan nongkrong bersama etnis sah saja karena adalah ranah publik. Namun perlu juga dipertimbangkan kesiapan dan kondisi dari teman-mahasiswa etnis juga," tandas Neil Semuel Ruidara tanpa menjelaskan maksudnya soal kondisi etnis kepada Krjogja.com melalui pesan WA yang dikirim oleh Staf Humas UKSW Salatiga, Anggraeni (Upik).
Dia juga mengatakan terkait dengan masalah belakangan ini termasuk persoalan di Papua, UKSW sendiri sudah mempunyai langkah-langkah yang diatur oleh Kantor Pembantu Rektor 3 UKSW yang menangani kemahasiswaan.
Sementara itu Walikota Salatiga, Yuliyanto dihubungi Krjogja.com mengatakan masalah nongkrong bareng dengan para etnis untuk menjaga kedamaian dan kebersamaan di Salatiga saat ini masih dikomunikasikan dengan Kepala Kesbangpol Salatiga, Agung Nugroho. “Masih kami komunikasi dengan kesbangpol seperti apa?. Tunggu dulu hasilnya,†ujar walikota.
Diketahui Ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit mengatakan segera digelar acara yang dikemas ‘Nongkrong Bareng’ bersama seluruh etnis di Salatiga termasuk mahasiswa asal Papua. Pihaknya mengaku melakukan koordinasi dengan pihak terkait. (Sus)