semarang

Diwaspadai, Radikalisme di Kampus

Jumat, 15 Februari 2019 | 17:51 WIB
Prof Masrukhi (tengah) dan Dr Fadlolan (kanan) saat tampil sebagai nara sumber di kampus Unimus (foto sugeng I)

SEMARANG,KRJOGJA.com- Perguruan tinggi (PT) atau kampus perlu mewaspadai agar radikalisme tidak menyentuh dunia kampus mengingat usia mahasiswa merupakan usia mencari identitas dan jati diri yang gampang terpengaruh hal negatif kalau tidak dibentengi agama, moral dan ideologi Pancasila.

"Makna radikalisme itu luas, tidak hanya terkait radikalisme dalam agama, ajaran lain atau ideologi lain yang dipaksakan ke masyarakat ini juga tindakan radikal. Tentang radikalisme masuk kampus, sangat terasa beberapa tahun lalu ketika sejumlah mahasiswa PT indonesia ikut kelompok negara islam Indonesia atau NII yang menganggap NKRI sebagai negara jahiliyah sehingga ingin mendirikan NII serta boleh tidak taat pada orang tua karena orang tuanya bukan anggota NII" ujar Rektor Unimus Prof Dr H Masrukhi MPd saat tampil sebagai narasumber "Ulama Menyapa Goes to Campus" di kampus Unimus Kamis (14/2) kerjasama Unimus, MUI Jateng, Masjid Agung Jawa Tengah dan Masjid Kauman Semarang. 

Selain KH Fadlolan, hadir pula dari MUI Jateng Drs KH Muhyiddin MAg (Sekretaris Umum MUI Jateng) dan Isdiyanto Isman (Sekretaris Komisi Infokom MUI Jateng sekaligus fasilitator program Ulama Menyapa Goes To Campus. 

Menurut Prof Masrukhi, saat NII merekrut mahasiswa, kondisi mahasiswa sangat payah dan banyak yang sudah sampai dicuci otak sehingga diperlukan tindakan untuk pemulihan jati diri mereka. Sehingga dewasa ini kampus harus mampu membentengi dari tindakan radikalisme yang menyasar generasi muda termasuk kalangan kampus. Organisasi kemahasiswaan atau kelompok diskusi merupakan salah satu sarana mendapatkan soft skill sekaligus diharapkan bisa ikut membentengi tindakan atau ajaran radikalisme yang ingin masuk kampus.

Narasumber lainnya, Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jateng Dr KH Fadlolan Musyafa' LC MM menyatakan tahun 2011-2013 radikalisme menjadi problem nasional nomor satu, namun tahun 2014 sampai sekarang narkoba menggantikan posisi radikalisme. Tetapi kampus tetap harus mewaspadai kemungkinan ajaran dan tindakan radikalisme masuk kampus. Selain mendapat ilmu dari kampus, mahasiswa perlu memperdalam ilmu agama lewat sarana yang benar termasuk lewat para ulama sebagai salah satu langkah menangkal radikalisme di kampus. (sgi/isi)  

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB