semarang

Kekurangan Anggaran Jadi Hambatan Upaya Deradikalisasi

Kamis, 13 April 2017 | 12:30 WIB

SEMARANG,KRJOGJA.com - Aksi terorisme yang menonjol di Jateng dan Jatim akhir-akhir ini menunjukkan masih tumbuhnya kaderisasi terorisme di provinsi ini. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut tetap diperlukan penanganan terorisme secara extra ordinary crime, atau penanganan secara khusus. Terbukti dari enam teroris yang tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian di Tuban, Jatim, pekan lalu, empat diantaranya berasal dari Jateng, yakni dua dari Semarang, satu Kendal dan satunya lagi Batang. Ditambah aksi susulan di Banyumas, pada Rabu (12/4/2017).

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKTP) Jawa Tengah Dr Nahajan Musyafak MA menjawab KRjogja.com, Kamis (13/4/2017) mengatakan, aksi terorisme yang dilancarkan saat ini lebih mengincar aparat keamanan yang sedang bertugas di pos jaga polisi. Hal tersebut memerlukan keseriusan penanganannya karena dalam aksinya pelaku mencari kelengahan petugas.

Ada hal berbeda dari aksi terorisme saat ini, terkesan tak seganas era Amrozi, Imam Samudra, Nurdin M Top maupun Dr Ashary, serta aksi-aksi bom bunuh diri. Menurut Najahan, meski kualitas para pelaku terorisme harus diakui di bawah era Amrozi cs, namun di balik itu justru memerlukan kewaspadaan tinggi. Mengingat yang menjadi target sasaran polisi yang sedang bertugas menjaga keamanan.

Di sisi lain, dari tewasnya enam pelaku terorisme tanpa ada korban dari pihak kepolisian, juga menunjukkan mereka menggunakan operasi sel terputus dengan kelompok lainnya. Hal ini menunjukkan koordinasi dan konsolidasi mereka semakin lemah dan tak bisa maksimal lagi karena ketat dan kuatnya aparat keamanan dalam mematahkan gerakan-gerakan mereka.

“Kondisi ini memudahkan aparat keamanan terutama Densus 88 dalam melaklukan pemetaan dan penaklukan terhadap mereka. Dalam hal ini, Jateng harus tetap dipetakan sebagai provinsi yang dijadikan sarang kaderisasi ,” tegas Najahan.

Maka, lanjut Najahan, program deradikalisasi yang digencarkan oleh BNPT harus didukung oleh semua pihak. FKPT Jateng yang juga gencar menjalankan program tersebut sebagai kepanjangantangan BNPT, terkendala pendaaan. Semangat menggebu tapi anggaran sangat minim. Termasuk dukungan dana dari pemerintah daerah sangat lemah.

“Bila kita sepakat penanganan terorisme harus dilakukan secara khusus diantaranya lewat deradikalisasi terhadap para napi teroris, maka semua pihak harus mendukung, termasuk unsur pemerintah daerah. Selain itu, FKPT Jateng juga harus menggarap untuk penyelamatan generasi muda dari rekrutmen terorisme,” pintanya. (Isi)

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB