SEMARANG (KRjogja.com) – Pro kontra pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Indonesia (SI) di Rembang semakin memanas. Massa pendukung dan yang menolak pembangunan pabrik semen di Rembang Selasa (27/12) melakukan  demo bareng di depan kantor Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Dengan berbagai atribut yang mereka bawa, dan banyaknya massa yang memadati jalan pahlawan mengakibatkan jalan di depan kantor Gubernur tersebut macet total, sehingga aparat kepolisian menutup satu jalur jalan yang digunakan untuk aksi.
Laskar Brotoseno yang merupakan massa pendukung pembangunan pabrik semen di Rembang mendatangi halaman Kantor Gubernur dengan menyuguhkan berbagai kesenian dan tarian seperti Topeng Ireng, Jathilan, Kubro dan lain-lainya. Sambil membawa payung kertas yang terbuat dari kertas semen yang ada logo Semen Indonesia, mereaka menuntut kepada Gubernur agar pabrik semen bisa segera operasional.
Guna menghindari terjadinya bentrok massa, ratusan aparat kepolisian dari Polrestabes Semarang harus memisahkan mereka dengan menggunakan garis pembatas. Selain memisahkan dua kelompok massa dengan garis pembatas, aparat kepolisian juga menggunakan pagar betis untuk mencegah agar massa tidak saling bentrok.
Koordinator Aksi pendukung pembangunan pabrik semen Rembang, Wahyudi mengatakan, restu dan dukungan KH Maemun Zuber menambah semangat warga pendukung pabrik semen untuk memperjuangkan akan pabrik semen tetap berjalan di Rembang.
"Kami akan berjuang untuk mendukung pemerintah melanjutkan operasi pabrik semen indonesia di rembang. Laskar Brotoseno akan bertahan di depan kantor gubernur sampai pemerintah mengeluarkan ketegasan untuk melanjutkan pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang hingga beroperasi," tegas Wahyudi.
Koordinator Aksi dari pihak kontra Joko Prianto mengungkapkan aksi penolakan semen Rembang dengan menggunakan payung bertuliskan 'Kawal Keadilan', Tolak Pabrik Semen' dan 'Kendeng Lestari' yang dilakukanya karena tenda mereka dibongkar. "Karena dibubarin (tendanya) Satpol PP maka kita berinisiatif untuk mengubah menjadi aksi payung," ungkap Joko Prianto di sela aksi. (Bdi)