semarang

UIN Walisongo Bakal Gelar AICIS 2024 Awal Februari

Senin, 15 Januari 2024 | 11:15 WIB
Kampus UIN Walisongo Semarang.

SEMARANG - Hari ini 14 Januari 2024 Submission Full Paper The 23rd Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ditutup. AICIS 2024 menyoroti peran agama, khususnya islam dalam mengatasi krisis kemanusiaan global.

Tema utama dalam konferensi ini adalah “ Redifinig The Roles of Religions in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice and Human Right Issues”. AICIS 2024 akan dilaksanakan 1-4 Februari 2024 di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Menurut Zainul Hamdi, AICIS adalah wadah sekaligus wasilah mis wasail untuk bertukar pikiran, berdialog, dan mendesimisnasikan hasil riset para scholars PTKI (Perguruan Tinggi Agama Islam) beserta international scholars, yang telah diselenggarakan oleh Kementarian Agama RI sejak tahun 2000, setiap tahun.

“AICIS sepanjang sejarah tersebut tidak hanya telah berkontribusi dan mewarnai wajah perkembangan Islamic studies pada level nasional, namun juga internasional,” tuturnya.

AICIS 2024 memiliki 7 Sub-Tema, yaitu Religion, Nationalism, and Citizenship in Southeast Asia.Subtema ini mengeksplorasi keterkaitan agama, nasionalisme dan kewarganegaraan sekaligus berupaya menggali pentingnya peran agama dalam pusaran konflik yang terjadi di Asia Tenggara. Konflik Etnis seperti Melayu-Muslim di Thailand Selatan, Konflik Rohingya di Myanmar, Konflik Poso dan Aceh di Indonesia serta konflik Moro di Filiphina dan lain lain yang merupakan konflik agama.

Sub tema lainnya' Impact of International Religious Issues and Tension on Nationalism, Citizenship, and Human Rights. Subtema ini mengeksplorasi dampak isu konflik internasional terhadap nasionalisme, kewarganegaraan dan hak asasi manusia. Konflik geopolitik baru baru ini yang melibatkan Rusia dan Ukraina, serta Palestina dan Israel tidak hanya mengobarkan kembali isu terkait perang proksi dan aliansi pertahanan di blok Asia-Pasifik, namun juga menimbulkan pertanyaan mengenai konflik lain yang bernuansa agama.

Equality, Justice, and Humanitarian Crisis merupakan Subtema berikutnya yang mengeksplorasi kajian akademis yang memungkinkan perumusan rekomendasi kebijakan untuk mencapai inklusivitas dan kesetaraan manusia. Krisis kemanusiaan seperti perang, konflik, bencana, lingkungan hidup dan sejenisnya yang menimbulkan tantangan serius baik ditingkat global maupun lokal. Salah satu isu krusial dalam penelitian ini adalah ketidakadilan dan kesenjangan di berbagai lapisan masyarakat akibat perbedaan ideologi, suku, ras,jenis kelamin dan Agama.

Religious Tensions and Global Humanity sebagai sububtema yang menyoroti hubungan antara ketegangan agama dikancah international dan gerakan kemanusiaan global. Misalnya serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah memunculkan gerakan gerakan yang disebut boikot , divestasi dan sanksi. Gerakan ini dengan cepat menyebar ke seluruh kampus kampus diseluruh dunia dengan tujuan untuk memberikan tekanan international terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlanjut.

Subtema berikutnya, Gender, Spirituality, and Minority Issues yang membahas tentang interseksionalitas isu gender, spiritualitas dan kelompok minoritas. Stigmasisasi, stratifikasi dan diskriminasi telah menciptakan lingkungan yang penuh tekanan dan berdampak pada kesehatan mental kelomopk marginal . Ditengah situasi ini , kelompok marginal berusaha bertahan hidup dengan menggunakan berbagai sumber daya, termasuk sumber daya spiritualistas yang dimilikinya.

Fiqh Siyasah on War and Peace: Post-Colonial Era menjadi subtema yang berfokus pada bagaimana yurisprudensi politik Islam menyikapi isu perang dan perdamaian pascakolonial. Permasalah perang dan perdamaian di sini menjadi isu kemanusiaan yang krusial. Penafsiran siyasah fiqh (yurisprudensi politik Islam) mengenai perang dan perdamaian berbeda beda di kalangan ulama. Perbedaan dipengaruhi oleh latar belakang ulama, konteks sejarah , ingkungan , sosial politik dan budaya diberbagai negara.

Maslahah Mursalah based Policy, Equality, and Empowerment menjadi subtema yang mengekplorasi salah satu isu penting dalam ketidakpastian perekonomian global yang sedang berlangsung yaitu pemberdayaan masyarakat dan kesetaraan ekonomi. Kesetaraan disini bukan hanya sekedar distribusi pendapatan namun juga kesetaraan dan keadilan sosial. (Sgi)

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB