KRjogja.com - SEMARANG - Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengingatkan kepada para taruna/taruni Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang tidak boleh bertindak keras.
Sebab, tindak kekerasan dapat berakibat fatal. Ini, seperti kasus kematian salah satu Taruna Sekolah Tinggi Pelayaran di Jakarta yang dianiaya seniornya.
Pembinaan yang di kemas dalam Kuliah Umum tersebut turut di hadiri Wakapolda Jateng Brigjen Pol Drs. Agus Suryonugroho, PJU Polda Jateng, Direktur PIP Capt Sukirno M.Mtr, M.Mar serta Taruna Taruni PIP Semarang.
Sebelum mengawali sambutannya Irjen Pol Ahmad Luthfi mengajak seluruh hadirin mengheningkan cipta, berduka cita atas meninggalnya salah satu Taruna Sekolah Tinggi Pelayaran di Jakarta yang tewas diduga dianiaya seniornya beberapa hari lalu.
Baca Juga: Bupati Petahana Nyalon Lagi, PDIP Purbalingga Ingin Melawan Kotak Kosong
Pada awal sambutan, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan Taruna/Taruni merupakan aset bangsa dalam pembangunan Nasional.
“Siapapun Kapoldanya di Jawa Tengah PIP harus tertib, perlu saya sampaikan bahwa anda sekalian duta duta pembuka Indonesia yang patut diperhitungkan dalam rangka Pembangunan Nasional,“ katanya.
Irjen Pol Ahmad Luthfi dengan nada yang Tegas memberikan penekanan terkait sikap Perilaku para Taruna/Taruni.
“Adik-adik boleh tegas tapi tidak boleh Keras, saya ulangi anda boleh tegas tapi tidak boleh keras," kata Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Di jelaskannya bahwa beberapa kejadian kekerasan di sekolah Kedinasan menjadi tradisi yang mengakar dan sulit dihilangkan begitu saja karena ada relasi kuasa antara senior dan junior, juga tindak kekerasan telah terinternalisasi sebagai bagian dari proses inisiasi yang selalu berulang-ulang dari waktu ke waktu serta adanya pewarisan kultur kekerasan. Pihaknya minta agar seluruh pihak turut serta menghilangkan budaya kekerasan tersebut.
Baca Juga: Rutan Bantul Gagalkan Penyelundupan Pil Koplo, Disembunyikan di 'Itunya'
“Saya minta seluruh pihak bersama sama menghilangkan budaya kekerasan dengan memutus mata rantai subkultur kekerasan sedini mungkin,” kata Kapolda Jateng.
Jiwa korsa memang harus ditanamkan karena di situ tertanam asas gotong royong, sense of belonging, saling melindungi dan saling menjaga, itulah penjabaran dari jiwa korsa yang sebenarnya.
“Jangan jiwa korsa dimanfaatkan senioritas untuk memperoleh kehormatan atau butuh pengakuan atau fanatisme Ini adalah sebuah budaya yang salah,“ tegasnya.