semarang

Leprid Catat Soto Bangkong Sebagai Legenda Soto Semarang

Sabtu, 10 Mei 2025 | 22:30 WIB
Suparyono (kiri) terima tropi Leprid dari Paulus Pangka.

KRjogja.com - SEMARANG - Kuliner Kota Semarang sudah pasti tak lepas dari Soto Ayam Khas Semarang-nya. Dan bicara tentang Soto Khas Semarang, pasti orang menyebut Soto Bangkong.

Hal ini tentu ada alasannya, sebab Soto Bangkong sudah dikenal sejak tahun 1948 dan berada tak jauh dari Kantor Pos Bangkong sejak awal berdiri hingga kini.

Saking lamanya Warung Soto yang awalnya Cuma dengan angkringan ini berdiri, maka nama Soto Aya mini dilabeli pelanggannya dengan nama Soto Bangkong.

Generasi kedua Soto Bangkong, Drs Suparyono MH mengatakan bahwa Soto Bangkong pertama kali dirintis orang tuanya H Soleh Sukarno - Hj Nursinah asal Sukoharjo. Datang ke Semarang di masa penjajahan Jepang dan membuka usaha soto ayam angkringan di sebelah Kantor Pos Bangkong Semarang.

Baca Juga: Pengambilan Api Dharma Mrapen Simbol Kebangkitan dan Pencerahan

“Almarhum bapak dulu berjualan hanya berbekal semangat melayani dan memanjakan pelanggan dengan mengikuti selera. Maka dari perjalanan waktu yang tak singkat dengan penuh kesabaran, baru lah tercipta Soto Ayam yang cita rasanya disukai masyarakat Semarang. Kemudian soto inilah yang disebut soto khas Semarang,” ujar Suparyono.

Soto Ayam yang kemudian dikenal sebagai Soto Khas Semarang ini menurut Suparyono bercirikan kuahnya yang bening, bercita rasa gurih karena kuahnya menggunakan kaldu daging ayam kampung, serta menggunakan perasan jeruk nipis yang membuat cita rasanya seger sebagaimana selera masyarakat Semarang pada umumnya.

Sebagai lauk penyerta menurut Suparyono selain sate ayam yang prosesnya tidak dibakar, melainkan direbus, juga ada perkedel kentang dan sate kerang yang khas.

Dari Soto Ayam Kampung yang dikenal dengan nama Soto Bangkong ini lah kemudian lahir taste Soto Semarangan dengan banyak nama.

Baca Juga: Mendiktisaintek Dukung Implementasi Program Saintek Berdampak di Wisuda ke-52 Universitas Sahid

Suparyono menyampaikan terima kasih karena Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) di Hari Jadi Kota Semarang ke 478, awal Mei ini memberinya penghargaan “Soto Bangkon sebagai Lengenda Soto Semarang” yang eksis sejak 1948 hingga 2025.

“Memang kami berjualan dari sejak almahum bapak masih hidup dan mendirikan warung, hingga detik ini. Warungnya pun juga masih berada di Bangkong. Bedanya dulu di emperan, sekarang ada di bangunan yang lebih representative di samping Kantor Pos,” ujar Suparyono.

Soto Bangkong menurut Ketua Umum Leprid Paulus Pangka SH adalah satu warung yang sudah jadi Legendanya Kuliner Soto Semarang. Bahkan siapapun yang berlibut ke Semarang, pasti menjadikannya sebagai tempat tujuan kuliner.

“Soto adalah kuliner yang paling dicari di Semarang. Selain ada Lunpia dan Ganjel Rel sebagai makanan oleh-olehnya. Karena konsistensi dan eksistensinya berdagang sejak 1948 hingga 2025, maka kami ini kami apresiasi dengan penobatan Soto Bangkon sebagai Soto Ayam Lengenda Soto Semarangan. Ini sudah kami lakukan penelusuran sejaran dan melalui pendapat berbagai naras umber,” ujar Paulus Pangka saat pemberian Penghargaan Leprid kepada Drs Suparyono MH di Semarang, Rabu (7/5/2025).

Halaman:

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB