semarang

Dosen PIPS UNNES dan MGMPIPS Kota SemarangTanamkan Gaya Hidup Berkelanjutan Lewat Game Edukatif di Kelas

Sabtu, 9 Agustus 2025 | 06:45 WIB

Krjogja.com, SEMARANG - Dalam upaya mendukung pendidikan berkelanjutan dan peningkatan literasi lingkungan di sekolah, Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar kegiatan bertajuk "Penguatan Information Sufficiency dalam Information Deficit Model sebagai Prediktor Intensi Guru IPS dalam Mengajarkan Jejak Karbon melalui Gamifikasi Pembelajaran."

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman para guru IPS terhadap isu jejak karbon (carbon footprint) yang saat ini menjadi perhatian global, terutama dalam kaitannya dengan perubahan iklim.

Pelatihan ini merujuk pada kecukupan informasi dalam information deficit model, guru diberikan pengetahuan yang cukup, tepat, dan kontekstual agar mampu menyampaikan materi secara menarik dan mudah diterima siswa.

Dengan metode gamifikasi pembelajaran, para guru tidak hanya dibekali materi konseptual, namun juga praktik kreatif dalam mengemas pembelajaran jejak karbon menjadi lebih interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik.

Kegiatan ini digagas oleh Lukki Lukitawati, S.T., M.I.Kom., Fredy Hermanto, S.Pd., M.Pd., dan Siti Ekowati Rusdini, S.Pd., M.Pd., dengan melibatkan timmahasiswa yang terdiri dari Okto Tangguh Prihandono, Sakinah Alicia Rahman, Amanda Pangestika Lilyanov P., Jofita Wulandari, Syafrial Ilham, Rimadotun Nafi’ah,dan RiezkyZackly.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh para guru yang menjadi anggota MGMPIPS Kota Semarang dan dilaksanakan dalam bentuk workshop interaktif yang mengedepankan media pembelajaran berbasis permainan edukatif.

Jejak karbon yang tinggi berdampak pada pemanasan global, perubahan iklim ekstrem, naiknya permukaan laut, hingga kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, penting bagi pelajar dan guru untuk mengenalinya sejak dini agar dapat ikut serta menjadi bagian dari solusi.

Kegiatan ini tidak hanya menyoroti aspek kognitif dalam pengajaran, tetapi juga menyentuh dimensi karakter dan nilai. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan information sufficiency atau kecukupan informasi para guru terhadap isu jejak karbon,sebagai bagian dari pendekatan Information Deficit Model.

Model ini menekankan pentingnya pemahaman yang utuh sebelum mampu mengubah perilaku. Dari kegiatan ini guru IPS diarahkan agar tidak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga fasilitator yang mampu menginternalisasi pengetahuan lingkungan dalam pembelajaran bermakna.
Selain sebagai media ajar, Carbon Clash juga berfungsi sebagai sarana pembentukan karakter peserta didik.

Para guru diajak mempraktikkan langsung permainan dan mendiskusikan integrasi pendidikan karakter di dalamnya. Nilai-nilai seperti tanggung jawab, kepedulian sosial, dan keberlanjutan lingkungan dijadikan bagian integral dalam skenario permainan.

Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk workshop intensif, yang diawali dengan sesi pembukaan, pemaparan teori singkat tentang jejak karbon dan urgensi pendidikan lingkungan, dilanjutkan dengan praktik penggunaan media pembelajaran Carbon Clash. Dalam sesi praktik, guru-guru diajak untuk bermain dan mengamati potensi interaktif dari kartu permainan, serta melakukan refleksi terhadap kemungkinan penerapan media tersebut dalam pembelajaran IPS di sekolah masing-masing.

Menjelang akhir acara, tim pengabdi menyerahkan souvenir kepada para peserta berupa satu set permainan Carbon Clash yang telah dicetak dalam bentuk kartu edukatif. Souvenir ini bukan sekadar cendera mata, tetapi merupakan alat pembelajaran konkret yang bisa langsung digunakan di ruang kelas. Setiap kartu memuat informasi edukatif dan instruksi permainan yang telah dirancang sesuai standar pembelajaran IPS untuk jenjang SMP. Penyerahan souvenir ini disertai dengan penjelasan rinci tentang penggunaannya, serta pendampingan teknis agar guru dapat menerapkannya secara mandiri di sekolah.

Harapan besar dari kegiatan ini adalah agar media pembelajaran Carbon Clash dapat menjadi alat bantu yang efektif bagi guru dalam mengajarkan isu jejak karbon dan pentingnya kesadaran lingkungan kepada siswa. Tim pengabdi juga berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan budaya belajar yang kritis, kolaboratif, dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan bumi. Dalam jangka panjang, diharapkan bahwa guru-guru IPS mampu menjadi agen perubahan yang menyebarkan literasi lingkungan melalui pendekatan kreatif dan inovatif seperti gamifikasi. (Sgi)

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB