KRjogja.com, SEMARANG - Di antara ratusan pendaftar dari berbagai wilayah di Indonesia, Algio Munanda Heriadi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Rekayasa Perancangan Mekanik Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (SV Undip), belum lama ini berhasil mencuri perhatian melalui pencapaian internasional yang tidak hanya mencerminkan kapasitas akademiknya, tetapi juga kepeduliannya terhadap isu keberlanjutan global.
Dalam Program Global Youth Action (GYA) 2025, Algio Munanda terpilih sebagai satu-satunya penerima beasiswa fully funded dari total 800 pendaftar, sebuah proses seleksi yang dikenal sangat kompetitif dan bergengsi.
Program ini membawa Algio mengikuti rangkaian kegiatan lintas negara selama 1 minggu di Negara Malaysia, Singapura, dan Thailand yang dirancang untuk mempertemukan para inovator muda dengan ekosistem global di bidang pendidikan, kepemimpinan, serta pembangunan berkelanjutan.
Salah satu agenda paling berkesan menurut Algio, saat berlangsung di National University of Singapore (NUS), salah satu universitas terbaik dunia.
Para delegasi menerima pemaparan mengenai ruang lingkup akademik dan ekosistem riset NUS. Melalui kunjungan kampus tersebut, Algio berkesempatan memahami secara langsung budaya inovasi yang menjadi ciri khas universitas tersebut.
Perjalanan kemudian berlanjut ke Universiti Teknologi Malaysia (UTM), di mana para peserta mengikuti kompetisi inovasi SDGs.
Dalam ajang ini, Algio mengusung gagasan bertajuk “Stop Wariskan Sampah”, sebuah program yang berfokus pada pembangunan kesadaran masyarakat mengenai urgensi pengelolaan sampah.
Ide ini muncul dari pengamatannya bahwa meskipun berbagai inovasi dan kebijakan telah digagas untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia, tantangan terbesar justru terletak pada rendahnya kesadaran masyarakat. Tanpa perubahan perilaku, solusi teknis apa pun tidak akan memberikan dampak jangka panjang.
Dengan menonjolkan pendekatan transformasi berbasis edukasi dan perubahan kebiasaan, Algio tampil impresif di tengah ketatnya persaingan peserta lainnya. Melalui presentasinya, ia berhasil meraih penghargaan 2nd Runner Up of SDGs Idea Innovation Presentation, menegaskan kapasitasnya sebagai inovator muda yang mampu menghadirkan gagasan praktis sekaligus relevan bagi kebutuhan masyarakat.
Pencapaian ini bukan kali pertama Algio berkontribusi pada isu SDGs. Pada tahun 2024, berfokus pada SDGs No. 4: Quality Education, ia memperoleh kesempatan menjadi Exchange Participant AIESEC dan mengajar selama enam minggu di Ban Boo Nam Elementary School, Provinsi Lopburi, Thailand, dengan fokus pembelajaran bahasa Inggris.
Pencapaian menjadi bukti nyata bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam menghadirkan inovasi dan aksi yang mampu mendorong perubahan berkelanjutan di tingkat lokal maupun global. (Sgi)