semarang

Polines Terapkan Teknologi Pertanian Presisi di Gunungpati

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:10 WIB
Tim Polines bersama peralatannya

KRjogja.com, SEMARANG – Yayasan Wadah Jalinan Dermawan (WJD) di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, kini menjadi pionir dalam penerapan teknologi pertanian presisi. Melalui program pengabdian masyarakat yang digagas tim dosen Politeknik Negeri Semarang (Polines), sistem nutrisi otomatis berbasis Internet of Things (IoT) berhasil diterapkan di screen house pembibitan hortikultura milik yayasan tersebut.

Program yang berlangsung sejak Juni hingga November 2025 ini dipimpin oleh Dr. Eng. Ir. Irfan Mujahidin, S.T., M.T., M.Sc., bersama anggota tim Sidiq Syamsul Hidayat, S.T., M.T., Ph.D., IPU. dan Dr. Siti Hasanah, S.Ag., M.Ag. Inovasi ini hadir menjawab persoalan utama yang selama ini dihadapi petani dan pengelola screen house, yakni pemberian nutrisi tanaman yang masih manual, tidak efisien, serta kurang konsisten dalam menghasilkan bibit berkualitas.

Sistem IoT yang dikembangkan memanfaatkan sensor pH dan TDS, mikrokontroler, pompa otomatis, serta dashboard pemantauan berbasis cloud. Dengan teknologi ini, pemberian nutrisi dapat dilakukan secara presisi sesuai kebutuhan tanaman dan dipantau secara real-time melalui perangkat gawai. Selain meningkatkan kualitas benih, sistem ini juga mampu menghemat penggunaan air dan pupuk hingga 25–30 persen.

Tidak hanya sekadar instalasi perangkat, program juga mencakup pelatihan intensif dan pendampingan kepada sumber daya manusia di Yayasan WJD. Peserta dilatih mengoperasikan sistem, melakukan kalibrasi sensor, hingga mengelola data produksi secara digital. Hasil evaluasi awal menunjukkan lebih dari 70 persen peserta mampu mengoperasikan sistem secara mandiri, meskipun pendampingan lanjutan tetap dilakukan untuk menjamin keberlanjutan.

Selain aspek teknis, penguatan manajemen produksi turut menjadi fokus. Mitra kini mulai terbiasa mencatat jadwal pemberian nutrisi, kondisi pertumbuhan bibit, hingga hasil panen dalam sistem berbasis data. Hal ini menjadi langkah penting menuju pertanian berbasis bukti (evidence-based farming) yang mendukung keberlanjutan usaha.

Ketua Yayasan WJD, Giyanto, S.Pd., menyampaikan apresiasinya atas program ini. Menurutnya, penerapan teknologi IoT memberikan solusi nyata bagi tantangan pertanian modern, sekaligus meningkatkan motivasi masyarakat dalam mengembangkan usaha hortikultura.

“Kami merasa terbantu, tidak hanya karena teknologinya, tetapi juga karena ada transfer pengetahuan yang membuat kami lebih percaya diri mengelola screen house,” ungkapnya.

Ke depan, program akan difokuskan pada monitoring efektivitas sistem, finalisasi dokumentasi produksi, serta diseminasi hasil melalui publikasi dan media sosial. Tim pengabdian berharap inovasi ini tidak hanya berhenti di Gunungpati, tetapi juga dapat direplikasi oleh kelompok tani lain di Jawa Tengah.

Dengan penerapan sistem nutrisi otomatis berbasis IoT ini, Yayasan WJD membuktikan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu menghadirkan solusi cerdas yang meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung ketahanan pangan berkelanjutan. (Sgi)

Tags

Terkini

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

FEB Unimus Gelar Entrepreneurship Expo and Competition

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:30 WIB

HISPPI PNF Jawa Tengah Resmi Dikukuhkan

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:10 WIB

Kasus HIV/AIDS di Salatiga 1.055 Kasus

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:05 WIB