Perubahan Iklim, Nelayan Butuh Teknologi Wilayah Tangkapan Ikan

Photo Author
- Jumat, 10 Januari 2020 | 08:10 WIB

Ketua Dewan Pakar Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Alan Koropitan mengaku kecewa dengan hasil konferensi iklim PBB di Madrid-Spanyol Desember lalu. Sebab, hasil pertemuan internasional tersebut tidak melahirkan solusi yang jelas dalam menangani pemanasan global.

Negara penyumbang emisi terbesar seperti Amerika, Belanda dan Australia bungkam. Sementara negara kecil seperti Indonesia diminta menurunkan kadar emisi.

Pemerintah Indonesia memang sudah melaporkan akan mengurangi emisi hinggap 26 persen. Jumlahnya akan bertambah hingga 46 persen jika mendapatkan bantuan pembiayaan dari dunia internasional.

"Kalau menurunkan emisi bisa mengganggu ekonomi suatu bangsa," kata Alan kepada wartawan, Kamis (9/1/2020).

Pemanasan global ini kata Alan sangat merugikan industri perikanan. Dari data jurnal sains magazine yang dibacanya, selama 80 tahun terakhir hasil stok ikan di dunia berkurang hingga 4,1 persen. Data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mencatat penurunan hasil ikan secara global berkurang hingga 80 juta ton.

Dalam situasi tak menentu ini yang dirugikan adalah nelayan. Sebab mereka mengalami ketidakpastian perubahan iklim dan dihadapkan stok perikanan dunia menurun.

Tak ada yang bisa dilakukan nelayan selain beradaptasi dengan alam. Untuk itu, dia mendorong pemerintah melakukan upaya rehabilitasi mangrove.

Mangrove tak hanya bermanfaat untuk memecah gelombang menuju pesisir. Mangrove juga bisa dimanfaatkan untuk budidaya pembesaran ikan kecil. Akan lebih maksimal jika dikombinasikan dengan budidaya ikan seperti yang telah dilakukan di Muara Gembong, Bekasi-Jawa Barat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB
X