3,2 Juta Akun Palsu Terkait Unggahan Kekerasan Dihapus Facebook

Photo Author
- Jumat, 15 November 2019 | 07:50 WIB

PERUSAHAAN raksasa Facebook menghapus kurang lebih 3,2 juta akun palsu sejak bulan April hingga September 2019. Kebanyakan dari akun tersebut mengunggah foto maupun video yang mengandung unsur kekerasan anak dan bunuh diri. 

Angka tersebut telah mencapai dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu dimana sekitar 1,55 juta akun juga telah dihapus. 

Dikutip dari Straits Times, Kamis (14/11/2019), deteksi proaktif terhadap konten yang melanggar masih lebih rendah di semua kategori Instagram daripada di aplikasi utama Facebook, di mana perusahaan itu pada awalnya menerapkan banyak alat deteksi, kata perusahaan itu dalam laporan moderasi konten keempatnya.

Sebagai contoh, perusahaan itu mengatakan secara proaktif telah mendeteksi konten yang berafiliasi dengan organisasi teroris sebanyak 98,5% waktu di Facebook dan 92,2% waktu di Instagram.

Facebook menghapus lebih dari 11,6 juta konten yang menggambarkan anak tanpa busana dan eksploitasi seksual anak-anak di Facebook, serta 754.000 konten di Instagram.

Penegakan hukum khawatir bahwa rencana Facebook untuk memberikan privasi yang lebih besar kepada pengguna dengan mengenkripsi layanan pesan perusahaan akan menghambat upaya untuk memerangi kekerasan terhadap anak.

Bulan lalu, Direktur FBI, Christopher Wray mengatakan bahwa perubahan yang dilakukan akan mengubah platform tersebut menjadi "mimpi yang menjadi kenyataan bagi predator anak".

Facebook juga menambahkan data tentang tindakan yang diambil terhadap konten yang mengandung unsur melukai diri sendiri untuk pertama kalinya dalam sebuah laporan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB
X