YOGYA, KRJOGJA.com - Tim peneliti SBRC LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menciptakan konsentrat foaming agent dari minyak kelapa sawit untuk klasifikasi kelas A. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengubah sifat lahan gambut kembali menjadi hidrofilik (menyukai air).
Baca Juga:Â Lawu Kebakaran dan Badai Angin, Jalur Pendakian Ditutup
Dari hasil penelitian tim IPB menemukan bahwa lahan gambut yang telah terbakar sudah tidak punya kemampuan lagi seperti awalnya dalam menyerap air secara maksimal. Lahan gambut yang telah terbakar justru berubah menjadi menolak air dengan batas kemampuan menyerap air diprediksi hanya 50 persen.
Ketua Peneliti IPB Mira Rivai menuturkan, uji foaming agent pada aplikasi pemadaman kebakaran gambut skala laboratorium pemakaian larutan konsentrasi 1-3 persen mampu mereduksi waktu pemadaman api hingga 83-90 persen. “Kemudian uji foaming agent pemakaian larutan (formula minyak kelapa sawit) untuk aplikasi pemadaman kebakaran lahan gambut mampu mereduksi hingga 55-75 persen dibandingkan hanya menggunakan air,†ungkapnya melalui rilis tertulis Senin (28/10/2019).Â
Hasil penelitian tim IPB tersebut mendapat apresiasi dari Peneliti Utama Badan Litbang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Chairil Anwar Siregar. Chairil mengungkap kelapa sawit memang mempunyai keunggulan produktivitas untuk pemanfaatan berbagai hal.
"Kelapa sawit juga paling efisien mengenai penggunaan air. Sama seperti menyerap karbon stok lebih besar dari kedelai. Temuan dari penelitian IPB tersebut, menunjukkan bila kelapa sawit tak sepenuhnya berdampak merugikan sebagai penyebab kerusakan hutan (deforestasi) maupun karhutla,†ungkap dia.Â
Baca Juga:Â Membakar Hutan Lawu, Pembuat Arang Diburu Polisi
