JAKARTA, KRJOGJA.com - Huawei telah lama berencana mengembangkan sistem operasi milknya sendiri. Hal tersebut awalnya datang dari kekhawatiran para pejabat Huawei akan ketergantungan ponselnya dengan Android. Belum lagi ancaman dari pemerintah AS di masa depan.
Ketakutan tersebut pun terjadi, saat ini pemerintah AS telah menekan Huawei. Bahkan membuat beberapa perusahaan Amerika Serikat seperti Google, Qualcomm dan Microsoft untuk tidak bekerjasama dengan rakasasa asal China itu.
Meskipun demikian, Huawei tampaknya percaya diri karena memiliki cukup bekal. Pada tujuh tahun lalu, pertemuan yang diprakarsai oleh sang pendiri Ren Zhengfei pun menelurkan program pengembangan sistem operasi dengan berdirinya Huawei 2020 Laboratories yang gaungnya masih dirahasiakan saat itu.
Baru belakangan ini Huawei mulai menggemborkan adanya sistem operasi yang dijuluki Hongmeng OS di China dan Oak OS di tingkat internasional.
Menariknya lagi, beberapa vendor China pun turut mendukung rencana Huawei menerbitkan sistem operasinya sendiri. Sebut saja Oppo, Vivo, bahkan Xiaomi berbondong-bondong ikut menguji coba Oak OS.
Sistem operasi Huawei ini bahkan diklaim memiliki 60 persen kecepatan lebih tinggi dari Android. Menurut pengamat ponsel, Herry SW dukungan tersebut tentunya bagus untuk Huawei.
“Total pangsa pasar ponsel-ponsel merek Tiongkok (Huawei, Oppo, Vivo, Xiaomi, dll) tergolong besar. Kalau mereka bisa kompak mengembangkan sistem operasi sendiri yang kemudian dipakai bersama-sama, kondisi itu bakal menciptakan pilihan baru untuk konsumen,†kata Herry SW, pria asal Surabaya tersebut kepada Okezone, Jumat (21/6/2019).