HUJAN meteor Orionid akan mencapai tingkat maksimum pada 21 Oktober 2018. Sementara itu, astronom mengatakan, fenomena bintang jatuh tersebut kemungkinan akan terlihat setiap malam, terhitung tanggal 16 hingga 30 Oktober.
Hujan meteor tahunan muncul ketika Bumi melewati aliran puing yang ditinggalkan oleh komet dan asteroid.
Seperti potongan puing-puing seukuran kerikil bertabrakan dengan Bumi, sampah antariksa ini akan terbakar di ketinggian sekitar 70 hingga 100 km dan muncul sebagai bintang jatuh.
Dengan menentukan kecepatan dan arah meteor terhadap pergerakan Bumi, astronom kemungkinan bisa mencari jejak meteor melalui Tata Surya dan mengidentifikasi asal kedatangannya.
Dikutip dari Sky.org, Kamis (18/10/2018), benda langit yang bertanggung jawab menciptakan hujan meteor Orionid adalah komet Halley.
Sementara itu menurut Express, para astronom yakin Anda dapat menyaksikan hingga 20 meteor melintas di langit setiap jam.
"Hujan meteor tahunan ini dimulai sekitar awal Oktober dan berlangsung hingga minggu pertama bulan November," kata Dr Edward Bloomer, seorang ahli astronomi di Royal Observatory Greenwich.
"Tahun ini, hujan meteor diprediksi akan intens terjadi pada malam 21 Oktober dan 22 Oktober. Selama dua hari itu, Bumi akan bergerak melalui sumber meteor Orionid atau jalur orbit komet Halley," lanjutnya.