"Penguasaan keterampilan sulit ini, termasuk kelancaran berbahas asing, biasanya membutuhkan latihan berjam-jam," imbuh Rennaker.
Sejumlah tim akan bekerja dengan para analis kecerdasan dan spesialis bahasa asing untuk membentuk platform seputar praktik pelatihan saat ini.
Mereka juga akan membandingkan teknik invasif (seperti perangkat implan) versus stimulasi non-invasif, dan mempelajari bagaimana menghindari potensi risiko, efek samping, dan etika penggunaan teknik tersebut.
Kontrak penelitian juga diberikan kepada tim di Arizona State University, Johns Hopkins University, University of Florida, University of Maryland, University of Wisconsin, dan Wright State University.
Para peneliti akan menggunakan berbagai teknik tersebut dengan beragam aplikasi, termasuk pengambilan keputusan dan navigasi spasial, persepsi ucapan, dan pengenalan ancaman.
Program tersebut diharapkan berjalan selama empat tahun. Pada saat itu, DARPA berencana menunjukkan bahwa metode tersebut dapat menghasilkan peningkatan setidaknya 30 persen dalam tahap belajar dan/atau kinerja keterampilan dengan efek samping minimal.
"Bayangkan Anda sedang belajar sesuatu yang baru, seperti tabel perkalian atau cara memukul bola golf," kata Rennaker.