NEW YORK (KRjogja.com) - Twitter sepertinya harus berpikir keras setelah Saleforce.com Inc (CRM.N), perusahaan terakhir yang diyakini tertarik untuk membeli jaringan sosial tersebut, mengatakan bahwa tidak akan membuat tawaran.
Atas hal tersebut, Chief Executive Officer Jack Dorsey sekarang mungkin harus memetakan kursus independen dalam menghadapi pertumbuhan pengguna stagnan, kerugian besar, dan meningkatnya kompetisi dari orang-orang seperti Facebook (FB.O) Instagram, dan Snap Inc Snapchat.
Dorsey kemungkinan menghadapi pengawasan intens atas perannya terus sebagai CEO dari kedua Twitter dan perusahaan pembayaran Square (SQ.N), terutama jika selanjutnya laporan triwulanan perusahaan pada akhir Oktober selemah beberapa analis memperkirakan.
Twitter tumbuh pesat selama bertahun-tahun setelah didirikan pada 2006, dan telah mengambil posisi yang unik serta berpengaruh dalam ekosistem media global. Tetapi perusahaan telah diganggu oleh gejolak manajemen sejak hari-hari awal dan telah lama dikritik karena kurangnya inovasi produk bahkan kurangnya pertumbuhan pengguna.
Seperti dilansir Reuters, Minggu (16/10/2016), Twitter bulan lalu menyewa bankir untuk penawaran akuisisi lapangan dan perusahaan termasuk Alphabet (GOOGL.O) dan Disney (DIS.N). Menurut sumber, Google dan Disney memutuskan untuk tidak melanjutkan sehingga tinggal Salesforce sebagai penawar terakhir.
Salesforce Chief Executive Marc Benioff mengatakan bahwa dia telah mengesampingkan tawaran.
"Dalam hal ini kami telah berjalan pergi. (Penawaran) itu tidak pas untuk kami," kata Benioff Financial Times dalam sebuah wawancara, mengatakan ada banyak alasan salah satunya harga dan budaya perusahaan.
Sementara itu, Twitter menolak berkomentar. Saham Twitter ditutup 5 persen lebih rendah pada Jumat 14 Oktober di USD16,88, namun saham Salesforce malah naik 5 persen menjadi USD74,27. (*)
