JAKARTA — Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sudah masuk ke sektor kesehatan. Dimana AI mampu memberikan ruang untuk mengurangi beban kerja klinis, hingga kelelahan klinis yang berlebihan. Bahkan kualitas interaksi dokter dengan pasien menurutnya bisa meningkat dengan penggunaan AI dan memberikan hasil yang lebih baik kepada pasiennya.
“Pengalaman kita menunjukkan bahwa pengenalan AI yang cermat menghasilkan akurasi tinggi dan respon sangat antusias. Namun yang perlu diingat AI adalah asisten dan kemudian oranglah yang bertanggung jawab atas semua keputusan,” kata CEO, Founder, and Owner, InterSystems Phillip T. (Terry) Ragon dalam InterSystems Asia Healthcare Summit 2025, di Jakarta, Rabu (3/9).
Dikatakan, InterSystems belum lama ini mengumumkan inovasi baru, IntelliCare, EMR baru berbasis AI, dan penerus TrackCare. Menurutnya bagi yang sebelumnya menggunakan TrackCare versi MEUI, akan sangat mudah upgrade ke ke IntelliCare.
Baca Juga: Jadi Kebanggaan Keluarga, Christiano Harus Kubur Impian Belajar Ekonomi di Belanda
"Ini hanyalah permulaan dari sebuah perjalanan panjang, sebuah perjalanan yang saya harap dapat saya lalui bersama. Seperti biasa, kami berusaha untuk terus fokus pada inovasi, keunggulan," tegas Ragon.
Ragon juga mengakui bahwa AI memang membawa kekhawatiran tersendiri terkait potensi hilangnya banyak pekerjaan. Namun perlu dipahami juga bahwa dalam hampir setiap kasus, kemajuan teknologi telah menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi, dan karier yang lebih memuaskan tanpa kehilangan pekerjaan secara keseluruhan.