Krjogja.com - YOGYA - Upaya untuk memperkuat kemandirian industri teknologi nasional kembali dilakukan oleh perusahaan drone asal Bantul, Frogs Indonesia. Melalui kerja sama strategis dengan Matador Lectro, produsen baterai asal Sidoarjo, Jawa Timur, Frogs Indonesia resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pengembangan dan penggunaan baterai lokal pada produk drone mereka.
Direktur Frogs Indonesia, Asro Nasiri, bersama Chief Executive Officer Matador Lectro, Wisnu Primaharsono, telah menandatangani dokumen kemitraan yang disaksikan oleh sejumlah pemangku kepentingan industri teknologi nasional beberapa waktu lalu. Kesepakatan tersebut penting bagi iklim bisnis lokal di mana kolaborasi menghasilkan bukti konkret pengembangan usaha ke arah lebih baik.
Asro Nasiri menegaskan, langkah ini merupakan bagian dari strategi besar Frogs Indonesia untuk memperkuat ekosistem industri drone dalam negeri. Pihaknya ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu membuat drone, tetapi juga siap membangun seluruh ekosistemnya dari komponen lokal, termasuk baterai.
Baca Juga: Dapur SPPG Tak Jaga Kebersihan, Dandim Gunungkidul 'Ngamuk'
"Selama ini, hampir semua produsen drone di Indonesia masih mengandalkan baterai impor, terutama dari China," ungkapnya dikutip Minggu (2/11/2025).
Menurut Asro, ketergantungan terhadap baterai impor membuat industri drone nasional sangat rentan terhadap fluktuasi harga global, keterbatasan pasokan, hingga kebijakan ekspor negara produsen. Karena itu, kolaborasi dengan Matador Lectro diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam mendorong kemandirian teknologi energi bagi industri pesawat tanpa awak di Indonesia.
Sementara, CEO Matador Lectro, Wisnu Primaharsono, menyambut baik kerjasama ini. Ia menyebut pihaknya akan menyesuaikan spesifikasi baterai yang dikembangkan dengan kebutuhan drone produksi Frogs Indonesia, termasuk dalam hal efisiensi daya, daya tahan terhadap suhu ekstrem dan bobot yang ringan.
"Kami tidak sekadar menjadi pemasok, tapi mitra riset dan inovasi. Matador Lectro akan memastikan bahwa baterai buatan dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor, baik dari sisi performa maupun keandalan," terang Wisnu.
Baca Juga: BOS Harus Transparan, Efisien dan Berdampak bagi Sekolah
Dalam tahap awal, kedua perusahaan akan melakukan uji coba integrasi baterai lokal pada lini drone Frogs Agricultural Series yang banyak digunakan untuk keperluan pertanian dan pemetaan udara. Jika hasilnya memuaskan, Frogs Indonesia akan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi drone dengan baterai lokal secara massal.
Kerjasama ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Perindustrian RI yang tengah mendorong peningkatan local content requirement (TKDN) di sektor teknologi tinggi, termasuk pada industri drone. Upaya Frogs Indonesia dan Matador Lectro dianggap sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat rantai pasok domestik di bidang energi dan teknologi.
Selain itu, penggunaan baterai buatan dalam negeri juga diprediksi mampu menekan biaya produksi hingga 15–20 persen serta membuka peluang bagi pengembangan riset energi terbarukan di level nasional. Asro menambahkan, Frogs Indonesia telah mempersiapkan tim riset internal untuk bekerja bersama tim teknis Matador Lectro dalam mengembangkan varian baterai lithium polymer dengan tingkat efisiensi tinggi.
"Kami ingin memastikan kualitas produk tetap terjaga, namun dengan nilai tambah bagi ekonomi nasional," tandasnya.
Baca Juga: Kisah Ajoeba Wartabone, Suara Revolusi dari Indonesia Timur 'Sekali ke Djokja Tetap ke Djokja'