teknologi

Mirip 'Cyborg', Militer AS Meretas Otak untuk Kecerdasan Pasukannya

Senin, 1 Mei 2017 | 00:31 WIB

MILITER Amerika Serikat berupaya meretas otak manusia untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pasukannya.

Badan dari Departemen Pertahanan AS yang bertanggung jawab dalam pengembangan baru untuk militer, DARPA, mengungkap bahwa pihaknya mendanai delapan upaya penelitian terpisah untuk menentukan apakah rangsangan listrik dapat digunakan dengan aman untuk 'meningkatkan pembelajaran dan mempercepat pelatihan keterampilan'.

Hal tersebut bertujuan untuk memungkinkan seseorang dengan cepat menguasai keterampilan kompleks yang biasanya memerlukan waktu berjam-jam berlatih.

Program bernama Targeted Neuroplasticity Training (TNT), bertujuan menggunakan sistem saraf tepi untuk mempercepat proses belajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengaktifkan proses yang dikenal sebagai 'synaptic plasticity' atau plastisitas sinaptik sebuah proses kunci di otak yang terlibat dalam pembelajaran dengan stimulasi listrik.

"DARPA sedang mendekati studi plastisitas sinaptik dari berbagai arah untuk menentukan apakah ada cara yang aman dan bertanggung jawab guna meningkatkan pembelajaran dan mempercepat pelatihan untuk keterampilan yang relevan dengan misi keamanan nasional," kata Manajer Program TNT, Doug Weber, seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (30/4/2017).

Saat dirangsang, para peneliti bekerja mengidentifikasi mekanisme fisiologis yang bisa membuat otak lebih 'adaptif' selama proses belajar. Hal tersebut, misalnya bisa digunakan untuk mempercepat proses belajar bahasa asing.

Sebuah tim di Texas Biomedical Device Center di Unversity of Texas di Dallas sedang mempelajari efek tersebut, setelah mendapatkan kontrak sehingga US$ 5,8 juta dari DARPA.

"Personel militer diminta memanfaatkan berbagai keterampilan perseptual--kemampuan memahami atau mencari makna dari data yang diterima berbagai indra, motorik, dan kognitif yang kompleks dalam kondisi menantang," ujar Distinguished Chair dalam Bioengineering (Rekayasa hayati) Texas Instruments, Direktur TxBDC, dan Ketua Departemen Bioengineering, Dr Robert Rennaker.

Halaman:

Tags

Terkini

Midea Luncurkan AC Celest Inverter Berteknologi AI

Selasa, 2 Desember 2025 | 19:22 WIB

Samsung Bespoke AI Wujudkan Hidup Sehat di Smart Home

Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

Paparan Paham Radikalisme, Game Online Berbahaya?

Jumat, 21 November 2025 | 17:50 WIB