Krjogja.com - YOGYA - Program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) memiliki hubungan erat dengan program penurunan stunting. Salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini sehingga untuk meminimalisasi hal tersebut BKKBN menyarankan minimal usia pernikahan yaitu 21 untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
"Calon pengantin/Catin wajib mendaftar di aplikasi Sistem Elektronik Siap Nikah (Elsimil) untuk mencegah stunting dengan mempersiapkan para calon orangtua siap dalam masa prekonsepsi, hal tersebut dilakukan untuk mencegah stunting dari hulu," kata Rohdiana Sumariati SSos MSc, mewakili Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dra Andi Ritamariani MPd di Gedung Serbaguna, Kelurahan Cikrodiningratan, Kemantren Jetis, Kota Yogyakarta, Minggu (09/07/2023). Hadir dalam kesempatan tersebut Sukamto SH MM (Anggita Komisi IX DPR RI) dan dr Ani Mufidasari (Kepala Puskesmas Kemantren Jetis, Kota Yogyakarta). Sosialisasi Stunting dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) BKKBN DIY bekerja sama dengan mitra kerja Komisi IX DPR RI.
Menurut Rohdiana Sumariati, bagi orangtua maupun calon orangtua sangat penting untuk merencanakan kelahiran anak untuk mencegah stunting. Stunting penting untuk diatasi karena bukan hanya berdampak pada kondisi pertumbuhan anak secara fisik namun juga berdampak pada pertumbuhan kognitif yang menyebabkan anak mengalami penurunan fungsi intelektual yang membuat anak akan kesulitan dalam bergaul serta bermain bersama rekan sebaya.
[crosslink_1]
Sedangkan Sukamto SH MM dalam kesempatan tersebut mengatakan, dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 mengingat Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu 70 persen. Dengan target capaian prevalensi stunting 0% pada 2030 dan 14% pada tahun 2024 dan 0% pada 2030.
Sukamto mendukung penuh dalam program penurunan stunting. "Penting bagi orangtua dan keluarga dalam menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat/PHBS yang menjadi salah satu faktor penting pendukung penurunan stunting. Selain itu penerapan dalam menghindari 4T yakni Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, Terlalu Banyak mampu diterapkan untuk menghindari kemungkinan stunting. “Komisi IX DPR RI siap ikut serta dalam percepatan penurunan stunting untuk mendukung Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Sementara itu, dr Ani Mufidasari, Kepala Puskesmas Kemantren Jetis, menyampaikan bukan hanya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), namun di Kota Yogyakata telah menjalankan 8.000 HPK dengan memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri dengan salah satu programnya adalah macam seri Remaja Cantik Sehat Berseri Produktif Tanpa Anemia (Protamia). “Kegiatan dukungan informasi dan edukasi bukan hanya dilakukan pada calon pengantin/Catin yang belum hamil, namun juga bagi yang terlanjur hamil. Tentu dengan pendekatan yang berbeda tentunya.” ujarnya. (Jay).