GIPI DIY Usulkan Pengembangan Pariwisata Lebih Adaptif

- Selasa, 16 Mei 2023 | 20:15 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Krjogja.com - YOGYA - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menilai pola pengembangan pariwisata di DIY sudah tidak bisa lagi seperti sebelumnya. Pengembangannya harus adaptif dan menyesuaikan seiring perubahan pola wisatawan yang lebih dinamis saat ini. Selain itu, kapasitas pariwisata DIY semakin besar dengan adanya potensi pertumbuhan kabupaten yang perlu dikoordinasikan serta diperhatikan pangsa pasar maupun promosinya.


Ketua DPD GIPI DIY Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan pola pengembangan pariwisata DIY sudah tidak bisa lagi seperti yang sebelumnya pasca momentum libur lebaran 2023. Harus ada suatu hal yang memang harus adaptif dan adjustable seiring perubahan pola wisatawan yang lebih dinamis. Seperti pada momentum libur lebaran lalu penurunan jumlah wisatawan dipicu waktu libur lebih panjang serta terjadi pertumbuhan di kabupaten,


“ Saya ingin meluruskan yang terjadi pada libur lebaran, saya pikir bukan volumenya yang turun namun periode liburnya itu panjang sehingga wisatawan tidak akan hadir dalam waktu bersamaan pada satu titik fokus waktu. Termasuk berpengaruh terhadap pengeluaran atau belanja wisatawan alias spending money juga dalam dalam satu fokus waktu,” ujarnya di Yogyakarta, Selasa (16/5).


Selanjutnya, Bobby menyampaikan terjadi pertumbuhan pariwisata di kabupaten yang justru harus disinkronkan agar tidak akan saling menenggelamkan satu sama lain, Untuk itu, harus diperhatikan menata market share ke depannya. DIY ini kecil dengan potensi 4 kabupaten dan satu kota yang mempunyai market share yang berbeda.


“ Jangan sampai pangsa pasarnya tabrakan, harus bisa tertata dan jelas. Bagaimana bisa melihat perbedaan itu menjadi suatu potensi di kabupaten. Hal inilah yang perlu dikoordinasikan bersama sehingga menjadi kekuatan DIY ,” katanya.


Menurutnya momentum libur lebaran memberikan pertanda, kapasitas pariwisata di DIY menjadi semakina besar karena adanya pertumbuhan di kabupaten. Kabupaten cukup diperbaiki dengan baik sehingga penyebaran wisatawan lebih merata, semua dapat kuenya. Hanya saja yang harus diubah yaitu market share dan promosinya. Promosinya harus dua kali lipatnya dari sekarang untuk bisa mengisi kapasisats pariwisata yang besar tersebut.


“Sebenarnya pola ini sama dengan Jogja - Solo- Semarang (Joglosemar) , sehingga bagaimana kita menata ekosistem di empat kabupaten dan satu kota seperti menata di Joglosemar. Kita harus menyadari Borobudur sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP)-nya, sehingga sebagai penyangga, Yogya and Beyond harus dibangun bersama. Ini yang perlu duduk bersama dan merubah strategi kedepan untuk lebih menguatkan jaringan dan menyadarkan industri sendiri. “


Bobby menyebut momentum lebaran telah memberikan masukan agar industri pariwisata DIY harus lebih adaptif dengan perubahan-perubahan. Sebab perubahan itu akan terjadi kapan saja. Dalam hal ini, pihaknya mendorong identifikasi pangsa pasar di empat kabupaten dan 1 kota se-DIY. Sekali lagi industri pariwisata di DIY menyambut baik momentum untuk segera ada perubahan sehingga harapannya pariwisata di DIY lebih sustainable dan kuat kedepannya.


“Sebenarnya market share mereka apa sih sehingga itulah yang harus kita komunikasikan. Jangan sampai ada market yang sama dan akhirnya mereka beradu sendiri. Hal inilah yang perlu kita hindari dan perlu duduk bersama sehingga bisa memenuhi kapasitas pariwisata yang lebih luas,” pungkasnya. (Ira)

Editor: Agusigit

Tags

Terkini

Sambut HUT Kota Yogya, Bank BPD DIY Dukung Yogowes

Senin, 2 Oktober 2023 | 09:00 WIB
X