Krjogja.com - YOGYA - Mahasiswa harus dilatih untuk menjadi wirausaha TIK. IdenTIK atau Indonesia Entrepreneur TIK merupakan bentuk dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika terhadap ekosistem digital Indonesia.
Dengan mengusung tema "Collaborate to Grow Stronger", IdenTIK berupaya mengembangkan konsep kegiatan dan bertransformasi agar tidak sebatas menjadi sebuah ajang kompetisi, namun juga memberikan fasilitas networking dalam event berskala nasional hingga global. Sekaligus untuk mendorong kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait. Untuk mempromosikan IdenTIK ini, Kemenkominfo menggelar roadshow ke berbagai daerah termasuk di Universitas Amikom Yogyakarta, kemarin yang diikuti 100 peserta secara hybrid, kemarin.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam sambutannya menyatakan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia sudah sangat berkembang. Hal ini menjadi kunci dari transformasi digital di berbagai sektor. "Ini adalah sebuah kolaborasi untuk memajukan industri TIK yang menciptakan lapangan kerja dan nilai ekonomi bagi masyarakat," ucap Bonifasius.Pada kesempatan sama, Rekto Amikom yang diwakili Wakil Rektor I, Bambang Sudaryanto.
[crosslink_1]
Faris sebagai salah satu pemenang karya terpilih IdenTIK 2022 memberikan tips dan trik dalam kompetisi IdenTIK, menurutnya banyak karya yang hanya fokus dalam hal teknologinya, tetapi masih kurang mempertimbangkan user experience-nya,
“inovasi yang kita lakukan tidak hanya di bidang teknologinya saja, kita juga set up tim help desk untuk untuk mengambil reaksi publik agar menjadi input bagi kita untuk improve. Salah satunya adalah bagaimana proses pengaduan ke help desk,” terang Faris.
Hary turut menambahkan bahwa dengan mengikuti kompetisi IdenTIK, peserta sudah mendapat manfaat di beberapa poin.
“Kita butuh verifikasi ide, karena dengan penilaian juri merupakan cara tercepat untuk verifikasi ide. Poin kedua adalah branding, pada saat penganugerahan IdenTIK banyak media yang hadir meliput, itu kita bisa manfaatkan exposure yang disediakan. Yang terakhir itu adalah modal awal, ini jelas karena sebagai pemenang, tim kita mendapat dana sokong dari sponsor-sponsor yang bekerjasama dengan IdenTIK juga,” tambahnya.
Shita Laksmi menjelaskan mengenai persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk berpartisipasi dalam IdenTIK 2023 dalam kategori Public Sector, “komponen yang paling utama adalah harus ada perubahan bisnis proses dari pemerintah dan karya tersebut harus sudah diaplikasikan minimal dua tahun,” jelas Shita.
Partono Rudiarto menutup sesi dengan menerangkan bahwa karya yang sudah komersil dapat masuk dalam kategori private sector. Selain itu, pria yang akrab disapa Didik ini menambahkan bahwa IdenTIK tidak memiliki kategori peserta. “Walaupun status anda mungkin mahasiswa, tetapi di ajang ini anda dianggap sebagai profesional,” tambahnya.
IdenTIK tahun 2023 terdiri dari 6 (enam) kategori yaitu Public Sector, Private Sector, Inovasi Teknologi Konten Digital, Digital Inclusivity, Digital Start-up, dan Digital Innovation dan akan menghasilkan sebanyak 3 (tiga) karya TIK terbaik di setiap kategori sebagai Karya Terpilih IdenTIK.
Karya-karya terpilih berkesempatan memperoleh pembinaan serta pelatihan dari para juri IdenTIK dalam rangka menghadapi kompetisi regional ASEAN ICT Awards (AICTA) pada tahun 2024 mendatang. (Ati)