Krjogja.com - YOGYA - Sejak 18 April lalu, perlintasan kereta api Teteg di dekat Stasiun Yogyakarta (Tugu) ditutup dan hanya bisa dilintasi pejalan kaki saja. Selama ini perlintasan tersebut digunakan pesepeda dan pengayuh becak untuk melintas tanpa harus turun dan naik di kleringan, meski sering disalahgunakan pengendara sepeda motor.
Perlintasan tersebut memang sering kali disalahgunakan untuk kepentingan cepat para pengendara motor. Biasanya pesepeda motor dari Jalan Mangkubumi (Marga Utama) akan memilih cara insan namun berbahaya untuk menuju Jalan Pasar Kembang, begitu pula sebaliknya.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Franoto Wibowo mengatakan penutupan perlintasan tersebut memang atas inisiasi Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta bersama PT KAI Daop 6 Yogyakarta. Alasan keselamatan menjadi titik berat atas kebijakan penutupan, pemasangan portal pada perlintasan ikonik tengah Kota Yogyakarta ini.
"Untuk keselamatan masyarakat yang melintas dan perjalanan kereta api, Dishub Kota Yogyakarta dan KAI Daop 6 menegaskan kembali bahwa perlintasan teteg Malioboro hanya boleh dilintasi oleh orang dan orang yang melintas membawa sepeda kayuh roda 2, namun dituntun," ungkap Franoto, Senin (24/4/2023).
Daop 6 menurut Franoto berharap, penutupan perlintasan bersifat permanen. Pertimbangannya yakni persoalan keselamatan baik pada kereta api maupun masyarakat yang melintas.
"Kami berharap bisa permanen agar sisi keselamatan bisa tetap menjadi yang utama," pungkas Franoto.
Dahulu, perlintasan Teteg bisa diakses masyarakat yang menggunakan sepeda maupun motor. Namun, meski tak dinaungi peraturan, pengendara motor akan turun dan menuntun motor jika melintasi perlintasan tersebut. (Fxh)