Krjogja.com - YOGYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi DIY mencatat harga produsen gabah di tingkat petani Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2023 sebesar Rp 5.714,00 naik 2,37 persen dibanding bulan
sebelumnya sebesar Rp 5.581,82. Di tingkat penggilingan juga naik 2,37 persen yaitu dari Rp 5.650,00 menjadi Rp 5.784,00 per kg di bulan Februari 2023.
Kepala BPS DIY Sugeng Arianto Msi menjelaskan hjarga gabah tertinggi di tingkat petani pada gabah kualitas GKG senilai Rp 6.600,- per kg dengan varietas Mentik Wangi di Kabupaten Sleman. Sedangkan gabah kualitas GKP senilai Rp 6.500,- per kg dengan varietas Ciherang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp 4.600,- per kg pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang dan IR-64 terdapat di Kabupaten Kulon Progo.
Sugeng menjelaskan gabah berdasarkan varietas yang dihasilkan dan dijual petani pada bulan Februari 2023, varietas IR-64 sebesar 42,00 persen, Inpari sebesar 20,00 persen, Ciherang sebesar 18,00 persen, IR-32, Mekongga, dan Mentik Wangi masing-masing sebesar 6,00 persen, dan Situ Bagendit sebesar 2,00 persen. "Pada bulan Februari 2023, dari 50 observasi di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Sleman, tidak ada harga gabah yang dibawah HP," ungkapnya.
[crosslink_1]
Menurut Sugeng komoditas gabah yang menghasilkan beras sebagai bahan makanan pokok penduduk Indonesia, menjadikan gabah sebagai komoditas strategis. Fluktuasi harga gabah atau beras akan mempengaruhi komoditas lain, sehingga memicu inflasi atau deflasi secara umum. Dengan melihat pentingnya komoditas gabah atau beras, maka dilakukan kegiatan survei harga produsen gabah yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan oleh Badan Pusat Statistik.
Pemantauan harga produsen gabah secara rutin ini, kata Sugeng bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai harga gabah ditingkat petani, jumlah observasi gabah, komponen mutu gabah hasil panen yang dijual oleh petani, dan harga gabah dibandingkan dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Hasil pemantauan ini diharapkan sebagai sistem peringatan dini (early warning system) bagi instansi pemerintah terkait untuk menentukan langkah antisipatif dalam
rangka pengamanan harga gabah.
Sugeng menambahkan jumlah observasi harga gabah pada Februari 2023 sebanyak 50 observasi, dengan rincian: kualitas Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 25 observasi atau 50,00 persen, Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 10 observasi atau 20,00 persen, dan gabah luar kualitas sebanyak 15 observasi atau 30,00 persen.
Rata-rata harga gabah di tingkat petani sebesar Rp 5.714,00, sedangkan di tingkat penggilingan sebesar Rp 5.784,00. Selisih rata-rata harga gabah di tingkat penggilingan terhadap HPP untuk GKG sebesar 20,95 persen, dan untuk GKP sebesar 24,49 persen. (*)