Perang dan Inflasi, Target Ekspor Mebel Terancam Gagal

Photo Author
- Rabu, 22 Februari 2023 | 16:42 WIB
Pembukaan Rakerkas Himki di DIY (Harminanto)
Pembukaan Rakerkas Himki di DIY (Harminanto)

Krjogja.com - YOGYA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Santika Premiere Yogyakarta, Rabu (22/2/2023). Beberapa isu penting dibahas salah satunya terkait target ekspor mebel dan kerajinan senilai 5 miliar USD pada akhir 2024.


Ketua Umum Presidium Himki, Abdul Sobur, mengatakan target ekspor yang dicanangkan Presiden Jokowi diprediksi akan sulit terwujud karena inflasi global dan situasi perang di Eropa. Menurut dia, situasi ketidakpastian di Amerika dan Eropa akan mempengaruhi besaran jumlah ekspor Indonesia terutama di bidang mebel dan kerajinan. "Saat ini dengan kondisi global lumayan berat, Eropa masih perang, Amerika ada inflasi besar, kita harus koreksi. Bisa naik 8-9 persen saja sudah sangat bagus. Banyak yang memilih menyimpan uang agar listrik tetap menyala begitu ya bahasanya, karena subsidi pemerintah di sana juga turun," ungkapnya usai pembukaan Rakernas.


Meski begitu, Himki masih menaruh optimisme untuk memenuhi target pada akhir 2024 mendatang. Apalagi menurut Sobur masih ada pasar potensial yang bisa dijelajahi selain Amerika dan Eropa. "Akan kita coba ke Middle East, India, Argentina dan Kanada yang masih terbuka. Kita akan coba masuk mengarahkan pasar untuk ekspor ke sana sembari menjaga pasar dalam negeri. Kita tak tahu kalau 2024 perang selesai, bisa naik. Seperti saat Covid ada pelonggaran, langsung naik. Begitu perang selesai maka dendam belanja naik dan bisa naik," ungkapnya lagi.


 


[crosslink_1]


Di sisi lain, para pengusaha mebel dan kerajinan berusaha meningkatkan kapasitas dengan mengikuti standar yang ditetapkan dunia internasional melalui penerapan teknologi dan memastikan sumber berkelanjutan. Pasalnya dunia internasional kini ingin memastikan detail legalitas sumber alam untuk produksi mebel dan kerajinan.


Sementara, pemerintah melalui Kementrian Perindustrian mengeluarkan anggaran minimal Rp 7,5 miliar untuk restrukturisasi penggunaan teknologi terkini memacu peningkatan produksi. Tahun 2022 lalu ada 9 perusahaan yang mengakses dana Rp 3,4 miliar sebagai upaya peningkatan ekspor.


"Kami akan sosialisasikan restrukturisasi 2023 dan harapannya bisa selesai 5 bulan. Industri yang mau investasi injeksi teknologi, meningkatkan kapasitas target ekspor 5 miliar USD maka butuh alat baru, kita dukung. Industri dapat subsidi sampai 30 persen dari investasi apabila dilengkapi sertifikasi TKDN. 2022 ada 9 perusahaan, harapannya tahun ini lebih banyak," tandas Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin, Merrijantij Punguan Pintaria. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X