Mahasiswa Indonesia di Belanda, Musim Panas Sambil Bekerja

Photo Author
- Selasa, 14 Februari 2023 | 16:51 WIB
Joko Sudibyo (tengah) bersama penari PT Dwi Bhumi Belanda.
Joko Sudibyo (tengah) bersama penari PT Dwi Bhumi Belanda.

Krjogja.com - YOGYA - Banyak mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Belanda memanfaatkan musim panas sambil bekerja. Pada musim panas, banyak pasar malam digelar di sana.


Mahasiswa Indonesia dikenal rajin dan menguasai bahasa Inggris sementara tidak banyak orang Belanda yang bisa berbahasa Inggris. Padahal banyak pengunjung pasar malam yang berasal dari luar Belanda. Musim panas berlangsung bulan Mei sampai Agustus.


Ini penuturan mahasiswa asal Yogya Joko Sudibyo yang baru saja menyelesaikan S2 di Eropa. "Saya termasuk yang memanfaatkan musim panas itu, meskipun kuliahnya di negara lain," kata Joko Sudibyo SSn MA di Yogya, Selasa (14/02/2023).


Joko Sudibyo kuliah untuk gelar Master of Dance Knowledge S2 Kajian Tari dengan beasiswa Erasmus Mundus. Kuliahnya pindah-pindah di empat negara masing-masing University of Clemont-Ferrand Prancis, NTNU Norwegia, Szeged University Hongaria dan diselesaikan di University United Kingdom Inggris. Berangkat September 2020, pulang di Yogya September 2022.


Kebanyakan mahasiswa Indonesia di Belanda bekerja sebagai penjaga stand kuliner, makanan khas Indonesia selalu diserbu warga lokal. Jelas mahasiswa dari Indonesia tahu banyak tentang makanan khas Indonesia. Pasar malam paling besar di Dordrecth selama empat hari.


Selain mereka yang bekerja sebagai penjaga stand makanan, ada juga yang tampil di pasar malam itu dalam pergelaran budaya. Menari di panggung sebagai ujud kontribusi memperkenalkan budaya Indonesia. Sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya, Joko Sudibyo di pasar malam itu tampil menari bersama perusahaan tari PT Dwi Bhumi Belanda.


Menurut Joko, remaja yang masih sekolah sambil bekerja, menjadi hal biasa di Belanda. Orangtua di sana mendorong anak-anaknya untuk bisa hidup mandiri. Umur 17 tahun sudah hidup terpisah dengan orangtua. Selain untuk belajar hidup mandiri juga untuk membantu finasial orangtua.


Biaya hidup di Belanda termasuk tinggi untuk ukuran Eropa. Remaja Belanda kebanyakan bekerja sebagai pengantar makanan dengan menggunakan sepeda. Kebetulan permukaan tanah di Belanda datar memudahkan pengendara sepeda.


Joko menambahkan, etos kerja mahasiswa Indonesia yang dikenal bagus, membuka kesempatan bagi para mahasiswa itu mendapatkan pekerjaan di sana. Gajinya fantastis, itu membuat beberapa mahasiswa yang mendapatkan pekerjaan di sana memilih tidak pulang ke Indonesia setelah lulus. Tentu saja tetap melalui seleksi yang ketat untuk bisa bekerja di sana. (War)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X