Selamatkan Destinasi Wisata, Bangun Jejak Digital Baru Positif di Titik Nol Yogya

Photo Author
- Jumat, 10 Februari 2023 | 07:39 WIB
Bobby Ardiyanto, GKR Bendoro, Singgih Raharjo (Foto: Istimewa)
Bobby Ardiyanto, GKR Bendoro, Singgih Raharjo (Foto: Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Destinasi wisata Nol Kilometer Yogyakarta harus diselamatkan seiring dengan munculnya aksi kekerasan di kawasan tersebut. Aksi kekerasan tersebut menyebabkan nama Titik Nol Yogyakarta menjadi viral di media digital, namun dari sisi negatif. Tercemarnya Titik Nol jangan dibiarkan berkepanjangan karena dikhawatirkan membawa dampak buruk bagi destinasi wisata utama tersebut.


Penyelamatan destinasi wisata dari cemaran peristiwa kekerasan di Titik Nol tersebut terungkap dalam diskusi pariwisata dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional di Hotel Artotel Suites Bianti Yogyakarta, Kamis (9/2/2023). Diskusi menghadirkan pembicara Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY GKR Bendoro, Ketua DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardiyanto Setyo Aji, Direktur Industri Pariwsata dan Kelembagaan Kepariwista Badan Otorita Borobudur (BOD) Bisma Jatmika, Anchor CNN Indonesia Alfian Raharjo dan Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo.


Para narasumber mengharapkan pariwisata di Yogyakarta, khususnya di Titik Nol harus diselamatkan. Mengingat saat jejak digital sudah sangat negatif. Ketika meletakkan keyword Titik Nol Yogyakarta di Google, maka informasi teratas yang disajikan adalah kekerasan 'klithih' di Titik Nol. Sedangkan informasi mengenai asyiknya mengunjungi Titik Nol sudah 'tenggelam'.


"Saya setuju dengan usulan untuk membangun jejak digital baru yang positif di titik nol," ujar Singgih Raharjo.


Baca Juga


10 Gudeg Legendaris di Jogja untuk Nostalgia


Lokasi 4 Persimpangan ETLE di Yogya, Langgar Marka Jalan Terbanyak


Menurutnya, jika berita negatif dicounter tidak menyelesaikan masalah. Namun jika membangun jejak digital baru yang positif, dengan berbagai kegiatan wisata, promosi yang menarik di Titik Nol, akan lebih menutup jejak digital yang negatif tadi. "Langkah tersebut bisa kita lakukan," katanya.


Singgih berharap kejadian kekerasan jalanan di destinasi wisata merupakan yang terakhir. Pihak aparat keamanan melakukan pengusutan tuntas dan diharapkan tidak terjadi lagi di kemudian hari.

GKR Bendoro mengungkapkan kekecewaan dengan peristiwa ini karena baru saja Yogyakarta menjadi tuan rumah pelaksanaan ASEAN Tourism Forum (ATF). Sudah 2 minggu lebih bekerja keras membangun citra positif melalui ATF, namun dengan peristiwa kekerasan di destinasi wisata membuatnya kecewa.


Putri Sultan Hamengku Buwono X ini mengajak media untuk tidak menggunakan kata klithih pada setiap kejadian kekerasan jalanan di Yogya. Karena peristiwa kekerasan jalanan tersebut juga terjadi didaerah lain. "Memang kata klithih clickbait banget. Tetapi kata negatif itu langsung menunjuk Yogya," ujarnya.


Bobby Ardiyato mengharapkan tumbuhnya kesadaran masyarakat Yogyakarta untuk menyelamatkan pariwisata Yogyakarta dari dampak peristiwa kekerasan jalanan. "Jika kesadaran sudah tumbuh, maka pariwisata akan terjaga dan tumbuh," ujar Bobby.


Diingatkan oleh Bobby, perekonomian di DIY bergantung pada aktivitas pariwisata dan pendidikan. Karena itu kondisi Yogyakarta harus dijaga citranya. Jangan sampai tercoreng, sehingga mempengaruhi citra Yogya sebagai destinasi wisata dan kota pendidikan. (Jon)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X