Krjogja.com - YOGYA - Cuitan ungkapan kekecewaan PS HW UMY pada Arema FC yang hendak berkandang di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul menjadi trending dan dibicarakan banyak orang. Tidak sedikit yang menilai cuitan itu salah arah pada Arema, namun banyak yang mendukung langkah berani PS HW yang secara terbuka mengungkap kekecewaan pada tim berjuluk Singo Edan itu.
Brajamusti, elemen suporter pendukung PSIM dengan tegas menolak Arema FC berkandang di SSA Bantul. Melalui presidennya, Muslich Burhanudin, Brajamusti menyatakan sikap terkait penolakan tersebut.
“Brajamusti menolak Arema FC main di SSA Bantul, Yogyakarta. Silahkan mencari tempat lain,” ungkap Muslich melalui laman twitter pribadinya.
Sementara elemen suporter PSS, BCS menilai penolakan pada Arema di beberapa daerah termasuk DIY adalah hal yang wajar. Pasalnya, tragedi yang terjadi di Kanjuruhan belum selesai diusut dan menjadi duka seluruh masyarakat Indonesia sampai saat ini.
“Kalau ada penolakan, itu menurut kami adalah hal yang wajar. Menurut kami, Arema sebagai klub seharusnya berempati dan bertanggungjawab atas situasi ini, mengawal kasus dan pemulihan trauma. Kalau misalnya vakum dua tahun dan nanti berusaha kembali menapaki liga dari bawah, itu hal yang tidak sulit untuk Arema,” tandas Zulfikar, salah satu perwakilan BCS, Kamis (5/1/2023).
BCS yang sejak awal bergerak bersama elemen suporter seluruh Indonesia termasuk Brajamusti dan Pasoepati untuk mengawal kasus tragedi Kanjuruhan juga menilai sanksi federasi untuk Arema sangat ringan. Klub tidak diberi waktu untuk mengendapkan situasi pilu yang menelan 135 nyawa suporternya, dengan tetap berkompetisi meski diusir tanpa penonton.
“Sejak awal menurut kami hukumannya terlalu ringan, karena seharusnya minimal dibanned satu atau dua tahun untuk introspeksi dan penyelesaian kasus juga,” pungkas dia.
Pihak Arema sendiri telah memberikan pernyataan atas kekecewaan dari PS HW UMY. Arema menyatakan tak pernah ada kesengajaan atau niatan atas musibah di Kanjuruhan dan menerima sepenuhnya konsekuensi sanksi dari federasi.
“Kami ikhlas menerima segala kekecewaan dari banyak pihak dikarenakan dampak dari musibah Kanjuruhan dan kami memohon maaf, namun semua tidak ada niatan apalagi kesengajaan. Kami patuh menjalankan konsekuensi sanksi yang diberikan federasi. Kami juga menghormati proses hukum yang berjalan,” ungkap Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi, Tatang Dwi Arifianto pada Rabu (4/1/2022) dalam laman resmi klub. (Fxh)