Krjogja.com - YOGYA - Sebanyak 11 reviewer dari empat Perguruan Tinggi, yakni delapan reviewer dari IST AKPRIND Yogyakarta, satu dari Universitas Trisakti Jakarta, satu dari Universitas Tadulako Palu, dan satu dari Universitas Indo Global Mandiri Palembang terlibat dalam Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST) 2022 yang diselenggarakan IST AKPRIND.
SNAST 2022 yang digelar Sabtu (12/11/2022) di Kampus IST AKPRIND Yogyakarta ini diikuti peserta dari 13 provinsi di Indonesia, membahas 80 judul makalah dan melibatkan 25 instansi berbeda. Sebanyak 31 dari 80 judul makalah ditulis dan dipresentasikan oleh mahasiswa.
Seminar diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting, mengangkat tema Peran Perguruan Tinggi untuk Mendukung Grand Strategi Energi Nasional. Sebagai narasumber Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Dr Ir Musri Ma'waleda MT dan President of Indonesian Society of Petroleum Geologist (ISPG) Julianta Parlindungan Panjaitan ST MT.
Sedang makalah yang disajikan, menurut Ketua SNAST IX 2022 Subhan Arif ST MT, mencakup Energi, Energi Terbarukan, dan Kebijakan Energi, Teknik Geologi, Pertambangan, dan Geofisika, Teknik Mesin dan Industri, Teknik Kimia dan Lingkungan, Teknologi Informasi, Manajemen, dan Bisnis, Statistika dan Data Science, serta Teknik Elektro, Sipil, Arsitektur, dan lainnya.
Rektor IST AKPRIND Dr Edhy Sutanta ST MT mengatakan, Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi Tahun 2022 (SNAST 2022) merupakan kegiatan rutin dua tahunan yang diselenggarakan IST AKPRIND.
Menurut Edhy Sutanta, di Indonesia, konsumsi energi masih didominasi oleh energi fosil (minyak bumi, gas bumi, dan batubara), sedangkan energi baru dan terbarukan (EBT) masih bersifat alternatif, dimana penggunaan bahan bakar minyak bumi dan batubara masih mendominasi bauran energi primer nasional.
"Kondisi tersebut mendorong Pemerintah untuk terus berupaya mentransisikan sumber energi nasional kepada sumber EBT, seperti dari panas bumi, tenaga surya, angin, dan lainnya," kata Edhy.
Edhy Sutanta menyatakan, permasalahan pada program peningkatan kontribusi EBT dalam bauran energi nasional adalah saat ini mayoritas EBT masih dikelola oleh Pemerintah. Besarnya potensi penggunaan EBT dan sejalan dengan kebutuhan investasi di bidang EBT yang tinggi, maka kontribusi swasta dalam pengembangan EBT sangatlah diharapkan.
Perguruan Tinggi (PT) sebagai lembaga yang berfungsi menyelenggarakan Tri Dharma Pendidikan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, merupakan lembaga yang memiliki posisi strategis untuk mendukung Pemerintah dalam melaksanakan transisi ke sumber EBT.
PT diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang inovatif, sesuai kebijakan Pemerintah dalam upaya meningkatkan dan mentransisikan sumber energi nasional kepada sumber EBT tersebut.
"Pertanyaan-pertanyaan besar seperti, bagaimana grand strategi energi nasional di Indonesia, bagaimana road map mentransisikan sumber energi nasional kepada sumber EBT, peran apa saja (strategis, taktis, dan teknis) yang seharusnya dilakukan Perguruan Tinggi, bagaimana peran tersebut dilakukan agar efektif, dan aspek-aspek penting lainnya terkait peran Perguruan Tinggi untuk mendukung grand strategi energi nasional, dibahas dan dikupas pada seminar ini," ungkapnya. (San)