Neraca Perdagangan DIY Masih Surplus

Photo Author
- Kamis, 3 November 2022 | 13:31 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

Krjogja.com - YOGYA - Nilai ekspor DIY mencapai US$44,6 juta pada September 2022 yang turun 4,90 persen dibanding bulan sebelumnya. Sebaiknya, nilai impor September 2022 senilai US$16,0 juta justru naik 52,38 persen. Sementara itu, neraca perdagangan DIY September 2022 mengalami surplus US$28,6 juta yang lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus US$33,0 juta.


"Nilai ekspor DIY September 2022 mencapai US$44,6 juta atau turun 4,90 persen dibanding Agustus 2022. Dibanding September 2021 nilai ekspor turun sebesar 2,41 persen.


Secara kumulatiF, nilai ekspor DIY pada Januari–September 2022 mencapai US$446,3 juta atau naik 14,61 persen dibanding periode yang sama tahun 2021," ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Sugeng Arianto di Yogyakarta, Kamis (3/11).


Sugeng mengatakan ekspor terbesar adalah ke Amerika Serikat (AS) US$20,4 juta, disusul Jerman US$3,7 dan Australia US$2,7 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 60,09 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa  US$10,3 juta dan ASEAN US$0,9 juta. Penurunan terbesar ekspor September 2022 terhadap Agustus 2022 terjadi pada barang-barang rajutan US$1,5 juta (25,42 persen). Penurunan kedua adalah pakaian jadi bukan rajutan US$1,4 juta (7,78 persen) dan ketiga plastik dan barang dari plastik US$0,2 juta (16,67 persen).


"Menurut sektor, ekspor hasil pertanian September 2022 turun 50,00 persen dibanding Agustus 2022. Sementara, ekspor hasil industri pengolahan turun 4,71
persen. Dibanding September 2021, ekspor hasil pertanian turun 50,00 persen. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 2,20 persen," tambahnya.
Selanjutnya, Sugeng menyampaikan nilai impor DIY September 2022 mencapai US$16,0 juta, naik 52,38 persen dibandingkan Agustus 2022. Sebaliknya jika dibandingkan September 2021, nilai impor turun 25,98 persen. Secara kumulatif, nilai impor Januari-September 2022 mencapai US$111,3 juta atau turun 1,33 persen dibanding periode yang sama 2021.


"Tiga negara pemasok barang impor terbesar yakni Jepang dan China masing-masing sebesar US$4,8 juta kemudian Hongkong US$1,7 juta. Kenaikan impor terbesar dari Jepang yaitu 1.500,00 persen dan penurunan terbesar dari Hongkong 10,53 persen. Lalu tiga negara pemasok barang impor terbesar selama Januari-September 2022 yaitu China 37,74 persen, Hongkong 18,96 persen dan Taiwan 9,16 persen," paparnya.


BPS DIY menambahkan „tiga besar kelompok komoditas impor berupa filamen buatan US$4,9 juta, kain tenunan khusus US$1,4 juta dan kapas US$1,2 juta. Peningkatan impor golongan barang September 2022 dibandingkan Agustus 2022 adalah filamen buatan 81,48 persen. Sedangkan penurunan terbesar adalah mesin/peralatan listrik 83,33 persen.


Dari golongan penggunaan barang, nilai impor September 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi kenaikan pada barang konsumsi 40 persen. Demikian juga bahan baku/penolong naik 30,43 persen. Sementara, barang modal turun 57,14 persen. (Ira) 


 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X