Demikian disampaikan Staff Khusus Kemenkominfo RI, Dr Rosarita Niken Widiastuti MSi dalam Forum Diskusi Publik bertema 'Partisipasi Masyarakat Menyongsong TV Digital' di Gedung Auditorium Prof Amin Abdullah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (23/5/2022) dan disiarkan secara daring. Diskusi menghadirkan narasumber lain, Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano dan Kepala Dinas Kominfo DIY Drs Tri Saktiana MSi dipandu moderator Okfied Sosendar. Sebagai pembicara kunci Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin.
Menurut Rosarita, Boston Consulting Group memperkirakan manfaat dari Digital Dividend dengan peningkatan internet di Indonesia, maka dalam lima tahun akan menghasilkan multiplier effect. Antara lain 232 ribu penambahan lapangan kerja baru dan 118 ribu penambahan peluang usaha baru.
Rosarita juga menjelaskan 5 urgensi digitalisasi penyiaran. Yakni, kepentingan publik untuk memperoleh penyiaran yang berkualitas, efisiensi penggunaan frekuensi guna mendorong ekonomi digital dan industri di Era 4.0. Penataan frekuensi guna mendorong ekonomi digital dan industri di Era 4.0. Tersedianya digital dividend untuk alokasi frekuensi broadband 5G yang akan digunakan. Menghindari sengketa-sengketa dengan negara-negara tetangga yang disebabkn intervensi spektrum frekuensi di wilayah-wilayah perbatasan.
Hardly Stefano menjelaskan, digitalisasi adalah proses alih media dari bentuk cetak, audio, maupun audio-visual menjadi digital (kode biner dalam satuan bit). Dengan digitalisasi dapat dilakukan pengarsipan dengan lebih ringan, awet dan mudah dalam melakukan penggandaan. "Oleh karena itu migrasi dari siaran analog menjadi digital sangatlah penting, salah satu alasannya untuk efisiensi penggunaan spektrum frekuensi yang merupakan sumber daya terbatas," ujarnya.
Adapun manfaat siaran TV digital bagi masyarakat, menurut Hardly, gambar lebih bersih, dan suara lebih jernih. Selain itu, masyarakat akan menikmati semakin banyak pilihan siaran. Tak kalah penting kemanfaatan berkelanjutan yakni efisiensi pengelolaan industri siaran televisi terrestrial FTA, sehingga diharapkan dapat menjangkau wilayah blankspot penyiaran. Serta pengembangan broadbank internet seluler berkecepatan tinggi (5G) dengan memanfaatkan digital devidend. (Dev)